Taliban & Washington Sepakat Menghentikan Kekerasan

Kabul, Inako
Utusan khusus AS untuk Afghanistan, Kamis mengatakan, dia telah mencapai kesepakatan dengan pemberontak Taliban untuk "mengatur kembali" komitmen mereka di bawah kesepakatan penarikan pasukan dan mengurangi jumlah korban di negara itu, yang telah terlihat berat. pertempuran di provinsi Helmand selatan.
Minggu ini, Taliban melancarkan serangan besar-besaran di Helmand untuk merebut ibu kota provinsi. Serangan tersebut mengakibatkan ribuan warga sipil mengungsi.
Utusan AS Zalmay Khalilzad mengatakan di Twitter bahwa dia dan Jenderal Scott Miller, komandan pasukan AS di Afghanistan, telah mengadakan beberapa pertemuan dengan Taliban.
.jpg)
"Kami setuju untuk mengatur ulang tindakan dengan secara ketat mengikuti implementasi semua elemen Perjanjian AS-Taliban dan semua komitmen yang dibuat," katanya.
“Saat ini terlalu banyak orang Afghanistan yang sekarat. Dengan penyetelan ulang, kami berharap angka itu turun secara signifikan."
Minggu ini, Amerika Serikat mengambil bagian dalam serangan udara terhadap Taliban pada awal serangan di Helmand, di mana pasukan Taliban mengambil pos pemeriksaan utama dan mendekati ibu kota provinsi.
Kesepakatan Februari antara Amerika Serikat dan Taliban mengatakan pasukan asing akan meninggalkan Afghanistan pada Mei 2021 dengan imbalan jaminan kontraterorisme dari Taliban, yang setuju untuk merundingkan gencatan senjata permanen dan formula pembagian kekuasaan dengan pemerintah Afghanistan.
Para diplomat dan pejabat telah memperingatkan bahwa kekerasan yang meningkat sedang melemahkan kepercayaan yang diperlukan untuk perundingan perdamaian yang berhasil di Doha.
Sebagai tanda bahwa perundingan berlanjut, juru bicara Taliban dan negosiator pemerintah Afghanistan mengatakan pada hari Rabu bahwa beberapa perunding mereka telah bertemu setelah jeda untuk membahas masalah yang disengketakan dan "memberikan solusi".
Tetapi tweet minggu lalu oleh Presiden Donald Trump yang menyerukan agar pasukan AS pulang sebelum Natal telah memberi Taliban keunggulan dalam negosiasi, kata pejabat tinggi perdamaian Afghanistan kepada surat kabar Financial Times.
“Tidak ada yang memberikan kejelasan,” kata Abdullah Abdullah, kepala Dewan Tinggi Rekonsiliasi Nasional Afghanistan, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Financial Times pada hari Kamis.
Taliban "mungkin melihatnya dalam keuntungan mereka" dan kembali dengan paksa jika Amerika Serikat mundur, katanya.
Seorang pejabat senior pemerintah Afghanistan yang menolak disebutkan namanya mengatakan tuntutan Trump di Twitter "tidak praktis".
“(Itu) bertentangan dengan kenyataan di lapangan dan itu murni untuk audiens AS dan itu tidak mencerminkan kebijakan AS secara keseluruhan untuk Afghanistan,” katanya.
TAG#Taliban, #Washington, #kesepakatan, #utusan khusus amerika, #perdamaian
190233338

KOMENTAR