Tanah Adat Lingko Bale-Rangko Dikepung Para Mafia

Jakarta, INAKORAN
Para mafia tanah sudah menyerbu tanah adat Terlaing di Lingko Bale, Rangko Manggarai Barat. Para mafia ini datang dari berbagai penjuru, mulai dari orang lokal, nasional dan global, demikian rilis Masyarakat Adat Terlaing yang diterima INAKORAN Senin (8/3/21).
BACA:
Polri Komitmen Berantas Mafia Tanah, Relawan Jokowi Centre Ajak Masyarakat Lawan Mafia Tanah
BACA:
SBY, Moel dan AHY, Hikmah dibalik Konflik Partai Demokrat
Dalam pertemuan masyarakat di rumah gendang Terlaing semalam, seorang korban mafia membuka diri di depan para tetua adat Terlaing. Ia menuturkan tanah tanah adat di lingko Bale sudah dibeli berbagai pihak termasuk orang asing.
Konspirasi penyerobotan tanah adat Terlaing ini diduga melibat sejumlah orang dan saudara Abdulah Duwa sebagai biang kerok, ujar Hendrik Jempo, tua gendang Terlaing. Duwa adalah nelayan warga kampung Rangko
Tapi anehnya, ia memposisikan diri sebagai Tua Golo. Posisi tua golo dalam tatanan adat Manggarai adalah sakral dan terhormat.
Duwa dan leluhurnya pendatang dan berdiam di Rangko, kampung nelayan, bukan kampung adat karena di sana memang tidak punya gendang, tidak punya compang dan tidak punya Lingko.
Tetapi apa yang terjadi? Tanah adat Terlaing di lingko Bale diam diam dijual ke orang orang dengan menggunakan alas hak Abdulah Duwa yang disetting "tua golo palsu".
Demikian kata Hendrik Jempo. Selain Abdulah Duwa, camat Boleng, Bonafantura Abunawan juga berjuang gigih utk menguasai Lingko Bale dan Nerot, tapi kandas karena peta rekayasa yang dibuatnya membawa ke persoalan hukum.
Tragedi tanah Lingko Bale harus segera berakhir, masyarakat Terlaing tengah mengumpul data siapa saja yang menguasai tanah lingko Bale dan siap dilakukan proses hukum, tambah Hendrik Jempo.
TAG#TERLAING, #MASYARAKAT TERLAING, #NTT, #LABUAN BAJO, #MAFIA TANAH
190232159
KOMENTAR