Tantangan Membumikan Pancasila

Hila Bame

Thursday, 04-04-2019 | 15:47 pm

MDN
Romo Benny Susetyo (foto:inakoran.com)

Oleh: . Romo Benny Susetyo (Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP RI)

Jakarta, Inako

Pembumian Pancasila, atau pengarus-utamaan Pancasila, yakni upaya untuk menghadirkan nilai-nilai dan keutamaan Pancasila dalam praksis keseharian masih menjadi tantangan utama dimana tantangan tersebut harus segera disikapi dan dijawab.

Ini tidak hanya menjadi urgensi bagi BPIP tentu saja, tetapi juga bagi semua pihak terutama yang merasakan kegelisahan serupa untuk turut ambil bagian di dalam masyarakat yang begitu beragam.

Untuk menjangkau keberadaan generasi muda milenial dengan karakteristik dan latar belakang sosio-historinya yang berbeda dengan generasi sebelumnya tentu  memerlukan strategi dan pendekatan yang berbeda pula. Bagi mereka, sangat mungkin solusi itu justru datang dari antara mereka sendiri.

Pembumian Pancasila merupakan upaya untuk menghadirkan nilai-nilai  dan keutamaan Pancasila dalam praksis keseharian masih menjadi tantangan utama sampai saat ini yang terdiri dari 5 isu, yaitu:

1. Pemahaman Pancasila

Tantangan yang dihadapi adalah penurunan intensitas pembelajaran Pancasila, kurangnya efektivitas dan daya tarik pembelajaran Pancasila, rendahnya tingkat kedalaman literasi masyarakat Indonesia secara umum dan pemahaman Pancasila belum sepenuhnya dikembangkan secara ilmiah baik melalui pendekatan intradisplin, multidisiplin, dan transdisiplin

2. Eksklusivisme sosial

Tantangan yang dihadapi adalah derasnya arus globalisasi sehingga mengarah kepada menguatnya kecenderungan politisasi identitas, menguatnya gejala polarisasi dan  fragmentasi sosial yang berbasis SARA, dan kurangnya mengembangkan wawasan dan praktik-praktik pembelajaran multikulturalisme

3. Kesenjangan Sosial

Tantangan yang dihadapi adalah masih terjadinya sentralisasi pembangunan ekonomi pada wilayah-wilayah tertentu, meluasnya kesenjangan sosial antar pelaku ekonomi dan kebijakan ekonomi yang mengedepankan sektor ekstraktif yang kurang mengembangkan nilai tambah serta tingginya tingkat korupsi dan ekonomi rente.

4. Pelembagaan Pancasila

Tantangan yang dihadapi adalah lemahnya institusionalisasi nilai-nilai Pancasila dalam kelembagaan politik, ekonomi dan budaya serta masih lemahnya wawasan ideologi Pancasila di kalangan penyelenggara negara

5. Keteladanan Pancasila

kurangnya keteladanan dari tokoh-tokoh pemerintahan dan masyarakat yang diperparah dengan semakin maraknya sikap dan perilaku destruktif yang lebih mengedepankan hal-hal negatif diruang publik serta kurangnya apresiasi dan insentif terhadap prestasi dan praktik-praktik baik

Siasat Kebudayaan

Merupakan sebuah rintisan pemikiran terkait upaya untuk membumikan ide-ide besar dalam praksis sehari-hari.

Terdapat 8 pokok siasat Kebudayaan, yaitu:

1. Tindakan untuk membangkitkan kembali kebiasaan berpikir serius

2. Mengubah konsep ekonomi dari urusan pasar dan jual beli uang ke urusan mata pencarian warga biasa

3. Melatih kebiasaan mau mengakui kesalahan dan berkata benar

4. Melatih kebiasaan berpolitik karena tanggung jawab dan komitmen pada kehidupan publik bukan pribadi

5. Melatih hasrat belanja karena perlu, bukan karena mau

6. Membangun kebiasaan baru seluas bangsa untuk menilai bahwa korupsi, plagiarisme, dan mencontek bukan hal lazim tapi kriminalitas

7. Untuk mengembalikan profesi sebagai janji publik, bukan sekedar keahlian

8. Untuk melatih bertindak karena komitmen, bukan semata karena suka

Gotong royong sudah menjadi budaya nusantara dengan istilah / kegiatan yang beragam diantaranya :

  • Gugur Gunung di Yogyakarta
  • Sambatan di Jawa
  • SongOsong Lombhung di Madura
  • Ngayah di Bali
  • Helem Foi Kenambai Umbai di Papua
  • Ammossi di Sulawesi Selatan
  • Mapalus di Minahasa
  • Paleo di Kalimantan Timur
  • Hoyak Tabuik di Sumatera Barat
  • Siadapari di Sumatera Utara

Simak juga video dari Romo Benny terkait Hoax dalam Gerakan Suluh Kebangsaan, jangan lupa "klik Subscribe" agar selalu terhubung dengan info menarik lainnya.

KOMENTAR