Tekan Lonjakan Harga, Disperindag Maluku Utara Minta Petani Kembangkan Sektor Pangan

Binsar

Wednesday, 02-01-2019 | 11:58 am

MDN
Ilustrasi Pengembangan Sektor Pertanian di Indonesia [ist]

Ternate, Inako –

Lonjakan harga pangan yang terjadi di wilayah Maluku Utara disinyalir terjadi karena  kurangnya pasokan bahan kebutuhan pokok untuk memenuhi kebutuhan warga ke daerah itu. Menjawab keadaan itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Maluku Utara (Malut) meminta petani setempat ikut mengembangkan sektor pangan guna meningkatkan produksi pangan sehingga harga kebutuhan pokok di daerah ini bisa ditekan.

"Selain itu, sektor pariwisata dan perikanan menjadi bagian dari upaya peningkatan ekonomi masyarakat," kata Kadis Perindag Malut, Asrul Gailea di Ternate, Maluku Utara, Senin.

Dia menyebutkan selama tahun 2018 ini, harga komoditi kopra anjlok dalam dua bulan terakhir, sehingga petani harus mengembangkan sektor pangan guna meningkatkan pendapatannya.

Harga kopra yang dibeli dari pengusaha pengumpul hasil bumi di bawah Rp3.000 per kg dan ini mempengaruhi tingkatan pendapatan masyarakat, khususnya bagi petani di Malut.

Sementara untuk kebutuhan pokok di Malut umumnya diangkut dari Ternate kemudian didistribusikan menggunakan kapal laut ke berbagai wilayah di Malut seperti ke Halmahera.

Pengangkutan kebutuhan pokok dari Ternate ke Halmahera sebenarnya bisa pula menggunakan angkutan darat dengan memanfaatkan penyeberangan fery Bastiong-Sofifi, tetapi kurang diminati pengusaha karena biayanya jauh lebih mahal.

Asrul mengatakan pintu keluar di kabupaten/kota itu banyak, apalagi transportasi laut lebih tersedia, sehingga tidak terkendala dalam mendistribusikan kebutuhan pokok.

Bahkan, untuk wilayah Sulawesi dan Jawa Timur, karena kapal-kapal sangat tersedia untuk angkutan barang, karena kontainer Surabaya-Ternate Rp15 juta dan Ternate-Surabaya Rp17 juta, karena kebanyakan kontainer sedikit ketimbang barang yang akan masuk ke Ternate.

Oleh karena itu, Pemda di Maluku Utara akan bersinergi dalam mengatasi masalah transportasi yang menjadi keluhan para pedagang dan pemasok ketika mengambil hasil alam berupa kebutuhan pokok dari Halmahera.

KOMENTAR