Teroris Universitas Riau Ingin Hancurkan DPR & DPRD Riau

Inakoran

Monday, 04-06-2018 | 10:55 am

MDN
Densus 88 membawa barang bukti dari gedung Gelangg

Riau, Inako

Selepas Lima tahun, hingga sepuluh tahun berlalu meninggalkan Kampus kok bisa numpang inap rakit bom! Bagaimana bisa?

Gagal bersua para bidadari, betapa kepincut meski imaji immaterial tiada duanya. Tiga terduga teroris berhaluan teologi maut alumni Universitas Riau yang diringkus Detasemen Khusus 88 Antiteror bersama dengan Polda Riau di kampus Universitas Riau (2/6/2018), bercita-cita menghancurkan  Gedung DPRD Riau dan DPRI Jakarta. Meskipun bom gagal dieksekusi, untuk fakta perkara pembunuhan empat bom aktif tersebut telah diamankan pihak Densus 88.

Sabtu sore sekitar pukul 15.30 WIB, warga kampus Universitas Riau dikagetkan dengan kedatangan polisi bersenjata lengkap dengan rompi anti peluru.

Polisi menyisir kawasan kampus dan memasang garis polisi di area gelanggang mahasiswa. Selain itu, mobil baraccuda dan Gegana Brimob Polda Riau terparkir di pinggir jalan. Petugas bersiaga dengan senjata laras panjang maupun pendek.

Petugas yang terdiri dari Densus 88, Polda Riau, dan Polresta Pekanbaru mengawasi ketat penggeledahan gelanggang mahasiswa. Sesekali terlihat beberapa petugas keluar masuk dari gedung berwarna oranye itu.

Tim Detasemen Khusus 88 Anti-Teror Mabes Polri yang menggeledah gelanggang mahasiswa akhirnya tak pulang dengan tangan kosong. Bahkan, mereka mendapatkan hasil yang mengejutkan banyak pihak.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan akan diledakkan di DPRD dan DPR," kata Kepala Polda Riau, Inspektur Jenderal Polisi Nandang, dalam keterangan pers di Pekanbaru, Sabtu malam (2/6).

Tiga terduga teroris, masing-masing berinisial Z, B, dan K, ditangkap tim gabungan di Gedung Gelanggang Mahasiswa FISIP Universitas Riau, Sabtu siang.

Dua belas tahun hingga lima belas tahun yang lampau ketiga tokoh itu tercatat sebagai mahasiswa. Tentu menarik disoroti oleh karena ada belasan tahun berlalu masih bisa berada di kampus.

Ketiga terduga teroris itu sebut Nandang alumni Jurusan Pariwisata, Komunikasi dan Administrasi Negara Univeritas Riau pada tahun angkatan 2002 hingga 2005.

Dari tangan ketiganya, polisi menyita empat bom rakitan yang menurut Nandang memiliki daya ledak tinggi. Selain itu, polisi juga menyita sejumlah serbuk-serbuk bahan pembuat bom dari gedung yang sejatinya merupakan sekretariat bersama kelembagaan mahasiswa itu.

Nandang menjelaskan, ketiga terduga teroris itu sengaja menggunakan kampus untuk menutupi jejak mereka, terutama dalam merakit bom.

"Kebetulan barang bukti ini dirakit di Sekretariat Kelembagaan Gelanggang Mahasiwa. Mereka numpang tidur di mes Mapala Sakai selama sebulan (selama perakitan bom)," ujarnya.

Nandang mengaku bersyukur polisi berhasil menggagalkan upaya itu sehingga tidak menimbulkan korban jiwa akibat perbuatan yang termasuk kejahatan luar biasa itu.

"Kita bersyukur malam ini Tuhan menunjukkan kepada kita sehingga tidak terjadi korban sia-sia," katanya. Banyak pihak bertanya-tanya mengapa universitas dialihfungsikan sebagai basis teologi maut?

 

 

KOMENTAR