Tiga Alasan Suara Partai-partai Berbasis Islam Cenderung Turun dan Kalah dari Partai Nasionalis

JAKARTA, INAKORAN.COM
Dalam survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia Denny JA, muncul perkiraan bahwa dukungan terhadap partai-partai berbasis Islam akan menurun pada Pemilu 2024 mendatang.
Disebutkan bahwa perolehan suara di 2024 nanti akan menjadi perolehan terkecil sepanjang sejarah keikutsertaan partai-partai Islam dalam Pemilu bebas di Indonesia, sejak tahun 1999 dan juga pemilu tahun 1955.
Menurut Direktur LSI Denny JA, Ade Mulyana, ada tiga penyebab dukungan terhadap partai-partai berbasis Islam ini cenderung menurun dari pemilu ke pemilu.
Pertama, karena masifnya depolitisasi Islam pada masa Orde Baru sejak tahun 1978 sampai 1998. Dalam rentang waktu 20 tahun itu, pemaksaan azas tunggal Pancasila melalui Undang-Undang Partai dan Undang-Undang Keormasan dilakukan secara massif dan keras.
Kedua, absennya calon presiden berlatar belakang santri yang kuat. Sejak Pemilu 2004, tidak ada capres yang berlatar belakang santri. Adapun Amien Rais yang ikut Pemilu 2004 justeru gugur di putaran pertama.
Ketiga, sejak reformasi, tidak ada inovasi yang segar dari partai-partai berbasis Islam. Memang hal yang sama dialami juga oleh partai-partai nasionalis, tapi mereka memiliki tokoh yang kuat untuk mengerek suara partai.
TAG#Survei Denny JA, #Ade Mulyana, #Partai Islam, #Pemilu 2024
190215897
KOMENTAR