Timur Tengah Makin Membara, Donald Trump Ancam Serang Situs Iran

Washington DC, Inako
Hubungan antara Amerika Serikat dan Iran saat ini semakin mendidih pasca kematian Komandan Iran Qasem Soleimani. Iran menuduh AS berada di balik serangan tersebut dan saat ini Iran pun siap membalas serangan tersebut. Mendengar ancaman itu, Presiden AS Donald Trump langsung membalas dengan ancaman. Trump memperingatkan Iran bahwa AS akan menyerang 52 situs Iran, kalau negara tersebut menyerang aset Amerika.
Dalam cuitannya yang dilansir AFP, Minggu (5/1/2020), Trump mengatakan bahwa 52 situs itu mewakili warga Amerika yang disandera di Kedubes AS di Teheran selama lebih dari setahun sejak akhir 1979. Trump mengatakan, beberapa dari situs tersebut "pada tingkat yang sangat tinggi & penting bagi Iran & budaya Iran, dan target-target itu, dan Iran itu sendiri, AKAN DIHANTAM SANGAT CEPAT DAN SANGAT KERAS. AS tidak menginginkan ancaman lagi!"
Trump berbicara setelah faksi pro-Iran meningkatkan tekanan pada instalasi AS di seluruh Irak dengan rudal dan peringatan kepada pasukan Irak - bagian dari ledakan kemarahan atas pembunuhan Qasem Soleimani yang digambarkan sebagai orang paling kuat kedua di Iran.
Dengan Iran menjanjikan balas dendam, pembunuhan Soleimani adalah eskalasi yang paling dramatis. Pembunuhan tersebut telah meningkatkan ketegangan antara Washington dan Teheran dan telah memicu kekhawatiran akan terjadinya kebakaran besar di Timur Tengah.
Dalam petunjuk pertama tentang kemungkinan adanya aksi balas dendam atas aksi AS, dua peluru mortir menghantam sebuah area dekat kedutaan besar AS di Baghdad pada hari Sabtu (4/1). Hampir secara bersamaan, dua roket juga menghantam pangkalan udara Al-Balad tempat pasukan Amerika dikerahkan, kata sumber-sumber keamanan.
Militer Irak mengkonfirmasi serangan rudal di Baghdad dan di al-Balad dan mengatakan tidak ada korban. Militer AS juga mengatakan tidak ada pasukan koalisi yang terluka.
TAG#Amerika Serikat, #Iran, #Donald Trump
190214864
KOMENTAR