Tingkatkan Koordinasi Dan Komunikasi, Pemkot Gelar Rapat Penanggulangan Bencana

Shanty

Wednesday, 08-01-2020 | 17:20 pm

MDN
Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos P2KB) Kota Pekalongan menggelar Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana, di Ruang Jetayu Setda Kota Pekalongan, Rabu (8/1/2020).

Pekalongan, Inako

 

Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinsos P2KB) Kota Pekalongan menggelar Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana, di Ruang Jetayu Setda Kota Pekalongan, Rabu (8/1/2020). Koordinasi yang melibatkan Dinsos P2KB, BPBD, DPUPR, Dinperkim, Camat, dan Lurah di Kota Pekalongan ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana di Kota Pekalongan.

Plt Dinsos P2KB Kota Pekalongan, Budiyanto menerangkan bahwa rapat koordinasi penanggulangan bencana ini untuk menyamakan persepsi sehingga sinergi dalam menanggulangi bencana.

“Selama ini jika ada masalah bencana, kelurahan buntu dan bingung untuk mengomunikasikan ke siapa, maka dari itu usai koordinasi ini akan dibentuk tim di tingkat kelurahan, RT, dan RW,” papar Budi.

Budi meminta agar para lurah mulai membentuk tim, tim ini nantinya akan dihubungkan melalui grup. Banyak hal yang dapat dikomunikasikan mulai dari titik pengungsian, dapur umum, dan penanggung jawab logistiknya.

“Pada praktiknya nanti BPBD yang mengevakuasi dari tempat bencana ke lokasi yang aman. Jika tak ada bencana, Dinsos P2KB hanyalah akan pengamatan,” tegas Budi.

Usai koordinasi dengan lurah dan camat, Budi mengaku akan koordinasi pula dengan OPD lain dan instansi lainnya seperti TNI/Polri, dan PMI. Kemudian juga dengan organisasi di masyarakat seperti Tagana, Karangtaruna, Banser, Kokam, dan sebagainya.

“Koordinasi dengan OPD seperti DPUPR yakni komunikasi terkait 24 pompa dan penangan sampah dengan DLH. Dengan instansi lainpun harus dikomunikasikan agar dapat sinergi. Selain itu, untuk organisasi masyarakat yang akan terlibat kami tanyakan perannya atau bentuk partisipasi mereka misalnya ikut memasak di dapur umum, evakuasi, dan sebagainya,” jelas Budi.

Di samping akan menyiapkan dapur umum dengan logistik yang telah disiapkan oleh Dinsos P2KB, pedagang di warung-warng kecil juga telah diminta untuk memasak nasi saat terjadi bencana.

“Rata-rata tiap warung 300-500 bungkus dan kami sudah menyampaikan ke 15 warung jadi jumlahnya kisaran 7 ribu bungkus. Koordinasi sejak awal ini juga akan mempermudah informasi penyaluran logistik mentah, nasi bungkus, dan bantuan lainnya. Penyaluran ini akan berjalan dnegan lancer jika komunikasi dan koordinasi kita bangun dari sekarang, sehingga bantuan nantinya cepat dan tepat sasaran,” papar Budi.

Disampaikan Budi bahwa Kota Pekalongan juga mendapat bantuan 100 ton beras dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, ini akan diambil jika terjadi bencana. Kemudian terkait bantuan untuk rumah roboh juga telah disiapkan oleh Pemerintah Kota Pekalongan.

“Bantuan sosial rumah roboh dananya telah siap di BKD, bantuan ini akan diberikan setelah ada kajian dari Dinsos P2KB yang disesuaikan dengan kajian dari BPBD,” pungkasnya.

KOMENTAR