TKN Sulit Jelaskan Kekalahan Jokowi di Sumbar, Padahal Sosialiasi Gencar

Sifi Masdi

Monday, 13-05-2019 | 16:22 pm

MDN
Pasangan Jokowi-Ma’ruf [ist]

Padang, Inako

Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumatera Barat Hendra Irwan Rahim mengaku pusing dengan hasil perolehan suara calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Sumbar. Pada Pilpres 2014 Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla mendapatkan 23,1 persen.

Namun, di Pilpres 2019 suara Jokowi yang berpasangan dengan Ma'ruf Amin malah turun menjadi 14,1 persen.

"Saya pusing. Di mana salahnya Jokowi, apa yang tidak diperbuat Jokowi di Sumbar," kata Hendra kepada wartawan, Senin (13/5/2019).

Ketua DPD Golkar Sumbar itu menyebutkan, sosialisasi yang dilakukan Jokowi dan tim di Sumbar lebih gencar dibandingkan Pilpres 2014, tetapi hasilnya malah makin jeblok.

"Beberapa kali Jokowi mendatangi Sumbar, membangun Sumbar. Apa lagi yang kurang? Dukungan kepala daerah, dukungan ulama seperti Buya Masoed, Buya Shofwan, Buya Bagindo. Saya pikir semuanya sudah ada," kata Hendra.

Hendra menilai kekalahan telak Jokowi karena sebagian besar pemilih Sumbar tidak mengenal siapa calonnya sehingga memilih hanya berdasarkan ikut-ikutan saja.

Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Andalas (Unand) Padang, Dr Asrinaldi, mengaku terkejut dengan hasil rekapitulasi suara yang menempatkan Jokowi-Ma'ruf Amin kalah telak dengan 14,1 persen.

"Hasil ini memang di luar prediksi banyak pihak karena sosialisasi Jokowi pada Pilpres 2019 ini lebih gencar dibandingkan 2014. Harusnya, suara Jokowi naik, tapi ini malah turun," kata Asrinaldi.

Asrinaldi mencontohkan, perhatian Jokowi ke Sumbar yang cukup besar. Kemudian, ditambah dengan dukungan sejumlah kepala daerah dan ulama-ulama besar Sumbar. Nyatanya, hal itu, kata Asrinaldi, belum mampu mendongkrak perolehan suara Jokowi di Sumbar.

Peneliti dari Laboratorium Ilmu Politik (LIP) Unand ini mengatakan, hasil ini menunjukkan bahwa keinginan masyarakat Sumbar agar Prabowo jadi presiden sangat besar.

"Keinginan masyarakat Sumbar sangat besar, tapi secara nasional belum tentu. Masih menunggu keputusan KPU," katanya. 

 

KOMENTAR