Tokoh NTT: Kelola Keberagaman Merupakan Tantangan Masa Depan Indonesia

Kupang, Inako
Sejumlah tokoh agama (toga) di Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai tantangan terbesar Indonesia saat ini dan di masa depan adalah mengelola keberagaman.
"Salah satu isu yang saya pikir perlu mendapatkan perhatian serius Indonesia adalah mengelola keberagaman, karena di lihat dari sisi ekonomi kita sudah berkembang maju," kata Ketua Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) Pendeta Merry Kolimon, saat ditanya soal harapan dari tokoh agama di NTT bagi Indonesia yang sudah memasuki usianya ke-74, di Kupang, Minggu (18/8).
Ia mengatakan bahwa Indonesia sendiri patut berbangga karena perekonomiannya terus meningkat selama empat tahun terakhir ini. Bahkan Indonesia saat ini, bukan lagi disebut sebagai negara miskin di dunia tetapi masuk kategori negara "midlle class", kata Kolimon.
"Namun di satu sisi seperti yang saya katakan tadi radikalisme dan juga politik berbasis identitas menguat dalam dinamika politik berbangsa dan bernegara," tutur dia.
Masalah seperti keberagaman itu, kata dia, bukan hanya tugas pemerintah, namun juga tugas semua masyarakat di Indonesia, termasuk di antaranya gereja.
Karena, menurut dia, kemajuan secara ekonomi, juga harus disertai dengan komitmen bersama untuk memelihara persatuan dan kesatuan bangsa agar NKRI tetap kokoh untuk selamanya.
"Dengan begitu Indonesia akan menjadi sebuah bangsa dan tetap terus mengupayakan keadilan sosial bagi rakyatnya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke dan dari Sanghie Talaud sampai Pulau Rote," ujar Kolimon.
Sementara salah satu tokoh masyarakat di NTT, Esthon Foenay mengatakan bahwa di usia Indonesia ke-74 dan dengan tema SDM Unggul menunjukkan bahwa pemerintahan Jokowi ingin membangun SDM Indonesia menghadapi dunia yang terus berkembang.
Di sisi lain, kata dia, untuk NTT sendiri sudah sejak lama memiliki pahlawan-pahlawan yang berguna bagi bangsa dan negara.
"Kita bersyukur karena NTT punya nama-nama berpengaruh yang disebut sebagai pahlawan, seperti Prof Wilhelmus Zakaria Johannes yang menjadi ahli radiologi pertama di Indonesia," tutur dia.
Menurut dia, anak-anak muda NTT harus bisa meneladani para pahlawan dari NTT untuk terus berkreasi dan berinovatif agar bisa berguna tidak hanya bagi daerah tetapi bagi bangsa dan negara.
TAG#Keberagaman, #Indonesia, #Tokoh agama, #NTT
190233912
KOMENTAR