Tokyo Berang Lantaran Korsel Sebut Kaisar Akihito Penjahat Perang

Binsar

Wednesday, 13-02-2019 | 09:03 am

MDN
Kaisar Akihito [ist]

Tokyo, Inako –

Hubungan diplomatik antara Jepang dan Korea Selatan (Korsel) tengah mengalami ganguan menyusul pernyataan seorang legislator Seoul yang menyebut Kaisar Akihito sebagai anak penjahat perang.

Bukan hanya menyebut kaisar anak penjahat perang, legislator Korsel itu malah menuntut kaiar untuk minta maaf atas tindakan mendiang ayahnya selama Perang Dunia II.

Pernyataan legislator itu sontak membuat Tokyo berang karena tersinggung. Otoritas Tokyo tidak terima dengan komentar itu dan menuntut Seoul meminta maaf.

Karena itu, Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengatakan, Ketua Majelis Nasional Korea Selatan Moon Hee-sang harus menarik kembali komentarnya dan mengajukan permintaan maaf.

"Pernyataan Moon sangat tidak pantas," kata Yoshihide Suga kepada wartawan, Selasa (12/2/2019), dikutip Reuters.

Dalam komentarnya, Moon Hee-Sang juga mengusik masa lalu ayah Kaisar Akihito, yakni mendiang Kaisar Hirohito, yang terlibat Perang Dunia II. Menurut politisi Seoul itu, militer Jepang selama Perang Dunia II memaksa para wanita Korea menjadi "wanita penghibur" di rumah bordil militer Jepang. 

"Kami sangat memprotes karena pernyataannya yang benar-benar tidak pantas dan sangat disesalkan," ujar Yoshihide Suga. "Pada saat yang sama, kami menuntut permintaan maaf dan penarikan komentarnya."

Komentar Moon Hee-Sang sebagaimana dikutip Bloomberg pekan lalu, menyebut Kaisar Jepang saat ini adalah "putra pelaku utama kejahatan perang".

Pada masa Perang Dunia II, sekitar 200.000 wanita dan gadis yang kebanyakan dari Korea Selatan, dipaksa melayani Tentara Kekaisaran Jepang sebagai "wanita penghibur" dan dilecehkan secara seksual di rumah bordil militer Jepang.

Menurut Suga, pemerintah Seoul sudah mengatakan kepada Tokyo bahwa laporan Bloomberg bukan cerminan sikap pemerintah Korea Selatan yang ingin meningkatkan hubungan bilateral. Perdana Menteri Shinzo Abe menyebut pernyataan politisi Korea Selatan itu sangat disesalkan.

KOMENTAR