Umar Patek Teroris Bom Bali, Bebas Bersyarat Banyak Pihak Kawatir

JAKARTA, INAKORAN
Banyak pihak khawatir kebijakan pemerintah dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) membebaskan Umar Patek teroris Bom Bali yang telah melumatkan nyawa manusia 202 orang.
BACA:
10 persen dari Teroris yang dibebaskan akan kembali ke Ekstremisme , kata Dr Noor Huda Ismail
Menurut pemerintah perakit Bom Bali itu akan menjalani bimbingan hingga tahun 29 April 2030.
Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Lhokseumawe, Aceh, Al Chaidar, menilai keputusan membebaskan Umar Patek seperti melepaskan ‘bom waktu’ yang dapat meledak suatu saat melalui aksi teror.
“Saya khawatir kalau dia dilepaskan bisa berakibat yang fatal dan menuai bencana nanti. Kalau nanti ternyata Umar Patek tiba-tiba melarikan diri atau melakukan teror bom, itu siapa yang akan bertangung jawab nanti,” kata Chaidar.
Dia melihat, Umar Patek dan para pelaku teror lainnya sebagai kelompok orang cerdas yang memiliki kemampuan untuk menginternalisasi kondisi lingkungannya dalam bentuk manipulasi dan kepura-puraan.
“Mereka ketika tertangkap mengembangkan sikap seakan-akan menerima, patuh, tidak radikal, dan seakan-akan telah berhasil dideradikalisasi.
Padahal mereka adalah orang-orang cerdas dan memiliki kesadaran penuh bahwa basis ideologis mereka tidak mungkin berubah,” ujarnya.
TAG#UMAR PATEK, #TERORIS BOM BALI, #BOM BALI
190215609
KOMENTAR