Umat PetKan Nyatakan Iman Lewat Ziarah Ke Gua Maria Sawer Rahmat

Binsar

Monday, 08-10-2018 | 18:48 pm

MDN
Rombongan Peziarah dari Lingkungan Petrus Kanisius (PetKan), Wilayah Sta. Theresia, Stasi Sta Vinsensius, Gunung Putri, Sabtu (5/10/2018) [Inakoran.com]

"Umat Lingkungan Petrus Kanisius, Wilayah Theresia, Stasi Vinsensius, Gunung Putri merayakan iman melalui perjalanan ziarah ke Gua Maria Sawer Rahmat, Cisantana, Kuningan, Jawa Barat"

 

Gunung Putri, Inako –

Iman kepada Sang Ilahi, dalam kenyataannya dapat dinyatakan dengan beranekaragam cara misalnya, melakukan ibadah, berpuasa, berpantang, memberi sedekah dan juga melakukan perbuatan amal.

Dari kiri ke kanan: Pandu, Daniel dan Adven [Inkoran.com]

 

Akan tetapi, iman ternyata tidak hanya dinyatakan dengan cara itu. Dewasa ini, banyak orang, baik secara peribadi maupun kelompok, juga memilih melakukan kunjungan ke sejumlah objek wisata rohani tertentu, sebagai salah satu cara untuk mengejawantakan iman atau keyakinan mereka kepada Sang Khalik.

Hal itu, tentu saja didasari keyakinan, bahwa tempat yang dikunjungi itu dipercaya sebagai simbol atau lambang kehadiran Yang Ilahi. Itulah alasan, mengapa banyak orang datang ke suatu tempat tertentu, karena mereka yakin tempat itu menjadi simbol kehadiran Sang Ilahi.

Keyakinan seperti, rupanya juga ada dalam hati umat Katolik Lingkungan Santo Petrus Kanisius (PetKan), Wilayah Santa Theresia, Stasi Santo Vinsensius Gunung Putri, Paroki Keluarga Kudus Cibinong.

Pada Sabtu (5/10/2018) umat lingkungan ini melakukan perjalanan rohani ke Gua Maria Sawer Rahmat, salah satu destinasi wisata rohani yang sangat populer yang berada di Desa Cisantana, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

Kepada Inakoran.com, yang juga ikut dalam rombongan peziarah itu, ketua panitia Mas Setyo menjelaskan, rencana ziarah itu sudah dirancang sejak tahun 2017 lalu. Selama setahun, katanya, umat Petkan bahu membahu mengumpulkan dana dengan beberapa kegiatan guna membiayai perjalanan ke Gua Maria yang menjadi destinasi wisata rohani paling terkenal di wilayah Jawa Barat itu.

“Umat lingkungan kami, menyiapkan ziarek ini selama setahun, dengan diawali pembentukan panitia setahun lalu. Selanjutnya, panitia menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk ziarah seperti, merencanakan kegiatan mencari dana lewat aktivitas berjualan, menghubungi pastor yang memimpin misa di lokasi ziarah, mencari bus dan persiapan lainnya,” tutur Setyo.

Dengan menggunakan bus berkapasitas sekitar 60 tempat duduk, rombongan peziarah yang terdiri dari orang tua, remaja atau OMK dan anak-anak itu, berangkat dari Kapel Stasi Vinsensius sekitar pukul 03:30 WIB.

Pantauan Inakokoran.com, sepanjang jalan terlihat jelas, bahwa para peserta begitu antusias dengan ziarah itu. Hal itu paling tidak bisa terekam dari semangat mereka melantunkan alunan lagu sepanjang perjalanan, baik lagu rohani, pop dan juga tidak ketinggalan dangdut yang sangat digemari ibu-ibu dan anak-anak dalam bus pagi itu.

Meski diwarnai kemacetan kecil di beberapa titik sepanjang ruas Cakung-Karawang, namun secara keseluruhan perjalanan menuju Kuningan berjalan lancar.

Tiba di lokasi wisata, sekitar pukul 10:00 wib. Para peserta langsung menyiapkan diri untuk mengikuti rangkaian acara ziarah yang sudah disusun panitia sebelumnya.  

Meski terik sinar mentari menyengat wajah, namun para peziarah itu tetap tekun mengikuti ibadah jalan salib yang dipandu seorang Bapak bernama Kaytanus. Panasnya udara yang terpantul dari cadas sepanjang jalan terjal dan berkelok-kelok menuju puncak gua, seakan mengingatkan para peziarah akan panas dan pedihnya telapak kaki Sang Juruselamat 2000 tahun silam, menapaki jalan sengsara atau via dolorosa dari taman Getsemani menuju puncak Golgota.

Meski beberapa peserta harus melewati ibadah jalan salib itu dengan nafas yang terengah-engah, namun pada akhirnya, ibadah itu bisa berjalan sampai tuntas melewati 14 perhentian sebagaimana telah diatur dalam tata ibadah jalan salib.

Ziarah ditutup dengan Misa Kudus yang dilaksanakan di sebuah kapel kecil yang terletak di samping Gua Maria Sawer Rahmat. Misa dipimpin oleh Romo Hari, dari Ordo Salib Suci (OSC), yang juga bertugas di Proki Kristus Raja, Cigugur Kuningan.

Sebelum meninggalkan lokasi Gua Sawer Rahmat sekitar pukul 15:30 wib, rombongan menikmati makan siang bersama yang telah disediakan oleh kelompok ibu WK setempat atas kerja sama dengan panitia ziarah.

Tidak seperti saat berangkat, perjalanan pulang diwarnai kemacetan parah di sepanjang ruas jalan dari Cikarang hingga Cileungsi. Akibatnya, rombongan tiba di Gunung Putri pada waktu yang lebih lama dari yang telah dijadwalkan sebelumnya.

Meski terlihat lelah, namun kepuasan masih terpancar di wajah-wajah para orang tua dan anak-anak karena kunjungan itu bukan perjalanan  biasa tetapi sebuah pernyataan iman dalam bentuk ziarah rohani.

Sekedar diketahui, terkait nama Gua Maria Sawer Rahmat, seorang anggota rombongan peziarah asal Kuningan bernama Ibu Saneti menjelaskan, nama Sawer Rahmat memiliki sejarah yang unik.

Kata Sawer, jelas ibu Saneti, dalam bahasa Sunda artinya mencurahkan, pencurahan, sedangkan rahmat artinya berkat atau rahmat dari Sang Ilahi.

Konon, sambungnya, saat Gua Maria di lokasi itu diberkati Dubes Vatikan saat itu, matahari sangat terik dan panas dan di bukit itu tidak ada tanda-tanda yang menunjukan akan turun hujan.

Namun, yang menakjubkan, disaat Dubes Vatikan memberikan berkat sebagai tanda diresmikannya Gua Maria itu, sekonyong-konyong hujan turun begitu deras dan hanya terjadi di sekitar lokasi Gua Maria. Saking derasnya, tambah ibu Saneti, hampir semua petugas liturgi dan umat yang ada basah kuyup.

Hujan itu tidak berlangsung lama, hanya beberapa saat, lalu matahari kembali memancarkan sinarnya panas yang menyengat wajah umat yang ada.

Hujan yang datang secara tiba-tiba itu, lantas dibaca secara rohani, sebagai lambang berkat atau rahmat dari Yang Maha Kuasa bagi umat yang hadir dan juga terutama berkat bagi tempat itu.

Dengan dasar keyakina itu, maka pada saat itu juga, otoritas gereja setempat, di hadapan Dubes Vatikan secara resmi memberi nama lokasi wisata rohani itu dengan nama Gua Maria Sawer Rahmat, sebuah tempat di mana Sang Ilahi mencurahkan rahmat-Nya bagi siapa saja yang datang dan berdoa di tempat itu.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

KOMENTAR