'Vasudhaiva Kutumbakam": Visi Untuk Memajukan Kesadaran Manusia dan Kedamaian

JAKARTA, INAKORAN.COM
Oleh: Marsudi Syuhud [Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia]
Saya ingin berterima kasih kepada Global Peace Foundation untuk kesempatan partisipasi dalam konferensi internasional ini.
Moderator, para pembicara, dan para hadirin yang saya hormati. Ini adalah kesempatan yang sangat berharga bagi saya secara pribadi.
Saya merasa hal ini sangat penting bagi kita untuk bisa duduk bersama membahas Vasudhaiva Kutumbakam: visi untuk memajukan kesadaran manusia dan perdamaian dan untuk mempersiapkan masa depan di dunia yang saat ini makin terancam dengan teror, banyak ancaman perang dan konflik, baik yang datang dari negara muslim ataupun negara lain.
Kita semua pasti merasa tidak tenang dan tidak nyaman dengan konflik yang terjadi di dunia ini, dengan kata lain kita secara tidak langsung merasakan rasa sakit yang mereka rasakan.
Saya berfikir mengenai semua rasa sakit dan derita yang dirasakan oleh orang yang kehilangan nyawa mereka di perang dan konflik yang tidak berkemanusiaan, tidak luput juga dari banyaknya korban wanita dan anak-anak yang kehilangan rumah mereka, dan juga kehancuran tatanan sosial yang disebabkan oleh perang dan konflik ini.
Di dalam konflik, kita pasti akan kehilangan rasa kemanusiaan, kasih sayang, rasa hormat, dan toleransi untuk sesama manusia yang diciptakan Tuhan.
Saya percaya untuk memecahkan masalah yang rumit ini, salah satunya adalah kita harus memprioritaskan dan melatih diri untuk menerapkan nilai-nilai universal dari agama-agama yang kita junjung, serta nilai-nilai luhur budaya kita yang selama ini kita terapkan seperti Vasudhaiva Kutumbakam yang dipercaya oleh komunitas Hindu, dan juga nilai-nilai luhur dari Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika yang diyakini dan dipraktikkan oleh sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia.
Nilai- nilai luhur yang kita praktikkan di Indonesia sangat relevan dan tidak memiliki konflik dengan nilai dari agama Islam yang dipeluk oleh sebagian besar penduduk Indonesia.
Nilai yang terkandung dalam “Bhineka Tunggal Ika” memiliki arti dan makna yang sama dengan pandangan hidup bersama yang berbeda agama dalam satu bangsa dan satu negara.
Hal seperti ini telah banyak dicontohkan dalam berbagai peradaban muslim, seperti pengembangan Medina State yang penduduknya memiliki berbagai agama seperti Muslim, Nasrani, Judaisme, dan Majusi (Zoroastrianism).
Mereka dapat hidup dengan harmonis dan membuat peradaban yang berlandaskan Piagam Madinah untuk mempersatukan semua kepercayaan tersebut yang berlafazkan “waman lahiqa bihim wajahada ma’ahum innahum ummatun wahidah” yang berarti barang siapa yang sepakat dan berperang, bekerja sama, maka mereka disebut satu bangsa.
Dengan semangat “berbeda-beda tapi satu” kita bisa mempersatukan lebih dari 700 bahasa lokal ke dalam satu bahasa yaitu Bahasa Indonesia, mempersatukan 1340 grup etnik kedalam satu negara yaitu negara Indonesia.
Semangat ini juga mempersatukan banyak agama dari berbagai penduduk Indonesia Muslim 86.70%, Kristen 10.72% (7.60% Protestan, 3.12% Katolik), Hindu 1.74%, Budha 0.77%, Konfusianisme 0.03%, dan yang lain 0.04%.
Dan juga mempersatukan negeri dengan populasi nomor 4 di dunia dengan 270.293.917 penduduk di tahun 2020, dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, yang memliki 230 juta pemeluk.
Indonesia adalah negara paling multiras, multietnis, dan multikultural di dunia sama seperti Amerika Serikat. Kita semua bisa bersatu membangun peradaban bangsa Indonesia yang hidup dalam harmoni dan perdamaian.
Membayangkan bahwa Indonesia sangat besar dan berwarna dalam kehidupan bermasyarakat, tentu tidak mudah untuk membuat Indonesia aman, nyaman, harmonis, dan saling menghargai.
Namun, selagi kita masih hidup, masalah tetap ada, selesai yang satu dan yang lain muncul, dan akan terus terjadi. Yang penting kita tidak boleh apatis dalam menghadapi masalah.
Selain bekerja keras untuk mencapainya, kita juga harus mendekatkan diri kepada Tuhan sambil berdoa untuk perdamaian:
"Ya Tuhan, Engkau adalah kedamaian, dan kedamaian berasal dari-Mu, dan kedamaian kembali kepada-Mu, Wahai Tuhan kami, berilah kami hidup dengan damai dan kami memasuki surga tempat tinggal yang damai."
Terima kasih,
Marsyudi Syuhud
Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia
10 April 2023
KOMENTAR