Wabup Aceh Besar: Radikalisme & Terorisme Musuh Terbesar Aceh

Binsar

Friday, 15-03-2019 | 09:40 am

MDN
Wakil Bupati Aceh Besar, Husaini A Wahab [ist]

Aceh Besar, Inako –

Radikalisme dan terorisme terbukti tidak disukai oleh banyak orang baik sebagai warga biasa maupun mereka yang mengemban amanah sebagai pemimpin di suatu daerah.

Hal itu paling tidak dibuktikan oleh Wakil Bupati Aceh Besar, Husaini A Wahab, yang dengan tegas menentang segala bentuk radikalisme dan terorisme di Aceh. Ia menegaskan bahwa radikalisme dan terorisme itu menjadi musuh terbesar masyarakat Aceh.

“Kita menentang segala bentuk pemahaman radikalisme dan terorisme di bumi Serambi Mekah ini,” tegasnya.

Terorisme, katanya, merupakan satu penyakit yang mengatasnamakan jihad.

“Coba kita lihat adakah teroris itu ulama? Tidak ada. Ulama tidak mungkin terlibat dalam teroris, karena ulama sebenarnya paham betul makna dari jihad tersebut," terangnya pada acara yang digelar oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh di Lampenerut, Aceh Besar, Kamis.

Wabup juga menambahkan, pemahaman kata "syahid" bagi kelompok teroris sangat berbeda dengan pemahaman ajaran Islam yang semestinya.

"Andai kata syahid itu dimaksudkan untuk teroris, mungkin orang pasantren sudah tidak ada lagi di dayah, mereka sudah naik ke gunung semua ikut dalam kelompok teroris demi mendapat syahid itu," terangnya dengan nada tegas.

Menurutnya, pemahaman agama sangat penting diperdalam kajiannya, Islam yang sesungguhnya tidak pernah mengajarkan radikal teroris.

Ia mengajak semua elemen masyarakat untuk taat dan mempelajari agama guna mencegah paham kekerasan radikal dan terorisme tersebut.

"Ikutilah orang-orang yang mengerti, tanyalah pada orang-orang yang paham, jangan tanyakan kepada orang-orang yang tidak jelas pemahaman agama, maka kedepan Aceh mudah-mudahan tidak ada teroris dan tidak akan masuk pemahaman teroris itu," ujarnya.

Terorisme masih menjadi ancaman nyata bagi masyarakat Indonesia khususnya di Provinsi Aceh. Pendidikan dalam keluarga sangat dibutuhkan dalam menangkal paham tersebut.

Lanjutnya, guru didik yang memberikan pemahaman kepada orang lain khususnya anak-anak haruslah sosok yang benar-benar paham akan ajaran agama yang benar dan ia sendiri harus menjalankan kebenaran yang disampaikan tersebut.

KOMENTAR