Waketum MUI : Agama Sering Dipakai Sebagai Bumbu Konflik

Jakarta, Inako
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), K.H Marsudi Syuhud mengakui perihatin dengan konflik yang berlansung di sejumlah negara belakangan ini, seperti Sudan, Suriah, dan Rusia-Ukraina.

Sayangnya, dalam konflik tersebut, menurut Marsudi, agama menjadi pertaruhan. Pasalnya, agama kerap kali digunakan sebagai bumbu penyedap yang memicu konflik tersebut terus berlangsung. Padahal masalah yang sebenarnya dalam konflik tersebut adalah masalah politik.
BACA JUGA: MUI Siap Selenggarakan Konferensi Internasional Terkait Perdamaian
“Saya melihat konflik yang terjadi di beberapa negara, agama sering dipakai sebagai bumbu. Padahal sumber konflik itu sebenarnya adalah masalah politik bukan agama. Tetapi agama sering dibawa-bawa dalam konflik dan ini yang terjadi Suriah, di mana baik yang pro pemerintah maupun yang kontra sering menggunakan dalil agama,” tegas Marsudi dalam konferensi pers di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (9/5).
Berangkat dari persoalan tersebut maka Majelis Ulama Indonesia (MUI) berinisiatif untuk menggelar Konferensi Internasional tentang Perdamaian di Hotel Sultan, Jakarta, pada tangggal 21-23 Mei 2023.
.jpg)
BACA JUGA: Politikus PDI Perjuangan Sebut Pengusung Anies Baswedan Playing Victim, Rasa Diri Jadi Korban
Dalam konferensi tersebut, setiap peserta yang berasal dari berbagai negara dengan latar belakang agama yang berbeda diberikan kesempatan untuk menyampaikan padangan agama masing-masing tentang perdamaian dan juga peran agama dalam mengatasi konflik.
Konferensi tersebut akan dihadiri sekitar 25 negara. Rencananya konferensi akan dibuka oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan ditutup oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
“Konferensi ini dihadiri oleh sekitar 340 peserta dari berbagai negara. Para peserta terdiri dari peserta asing, ormas, kemudian perwakilan MUI mulai dari tingkat pusat hingga daerah,” kata Ketua Steering Committee (SC) Safira Machrusah.
BACA JUGA: Menko Muhadjir Lakukan Diplomasi “Sentuh Hati” ke Vanuatu
Mantan duta besar Indonesia untuk Aljazair itu menambahkan bahwa MUI juga mengundang para rektor dan juga organisasi-organisasi non-Muslim. Kemudian pembicara yang akan membawakan makalahnya dalam konfrensi tersebut bervariasi, yaitu Muslim dan Non Muslim.
KOMENTAR