Wall Street menanjak, Dolar AS Menguat

Hila Bame

Thursday, 20-02-2020 | 12:07 pm

MDN

 Jakarta, Inako

 

Barometer pasar keuanga  dunia yang berpusat di Amerika Serikat senantiasa memberi sinyal akan kondisi keuangan negara diberbagai belahan dunia. 

Pasar  uang Wall Street Amerika Serikat (AS) mencetak rekor level tertinggi pada akhir perdagangan Rabu (19/2/2020), didorong ekspektasi kebijakan lebih lanjut oleh pemerintah China untuk menopang perekonomiannya yang terdampak virus corona (Covid-19).

Dilansir dari data Bloomberg, indeks S&P 500 berakhir naik 0,47 persen ke level 3.386,15, indeks Dow Jones Industrial Average menanjak 0,40 persen ke posisi 29.348,03, dan indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 0,87 persen di level 9.817,18.

Sebelumnya data mengenai perumahan dan izin bangunan melampau estimasi para anlis hal ini mendorong penguatan dolar sejak Oktober 2019. 

Penguatan saham produsen chip dan bank mendorong indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite ke rekor tertinggi setelah Bloomberg News melaporkan soal langkah terbaru China untuk membantu pertumbuhan termasuk kemungkinan bail-out untuk industri yang terpukul keras dampak wabah virus corona, seperti industri penerbangan.

Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China kemudian mengatakan pemerintah akan menghubungkan pabrik-pabrik dengan perusahaan teknologi untuk mengidentifikasi mata rantai yang lemah dalam rantai pasokan mereka.

Bantuan tersebut adalah satu dari beberapa langkah yang telah diambil oleh pemerintah China dan otoritas setempat untuk membatasi dampak ekonomi dari virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 75.000 orang hingga kini.

Pada umumnya, investor relatif tetap percaya diri dalam kemampuan para pembuat kebijakan untuk menahan dampak dari virus corona yang mematikan, setelah peringatan soal gangguan produksi dan penjualan sempat menyulut kekhawatiran pasar awal pekan ini.

Penguatan pasar saham juga mendapat dorongan dari para pembuat kebijakan Federal Reserve AS yang mengisyaratkan tidak risau untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.

Selain itu, data yang dirilis Rabu (19/2) menunjukkan pasar perumahan tetap menjadi titik terang bagi ekonomi AS di tengah investasi bisnis yang lesu.

“Perumahan adalah indikator ekonomi dan melihat data seperti ini memberi investor banyak alasan untuk optimistis, setidaknya untuk pasar AS,” ujar Mike Loewengart, wakil presiden strategi investasi di E*Trade Financial.

Seiring  dengan Wall Street, indeks MSCI Emerging Market menguat 0,7 persen. Indeks Stoxx Europe 600 mencapai level tertinggi barunya, sedangkan indeks saham di Tokyo, Seoul, dan Hong Kong ikut  menguat.

 

 

 

 

 

 

 

KOMENTAR