Warga Transmigrasi di Kayong Utara Kerap Minum Air Parit

Inakoran

Saturday, 24-02-2018 | 06:16 am

MDN
Pemukiman Transmigrasi SP 4 Desa Sei Mata-mata Kab

Sukadana, Inako –



Kesulitan mendapatkan air bersih untuk minum ternyata bukan saja masalah yang dialamai warga Asmat Papua seperti yang ramai diberitakan selama ini.

Warga transmigran yang menetap di Kecamatan Pulau Maya, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat, ternyata juga mengalami nasib sama.

Mereka mengaku terpaksa mengkonsumsi air parit, di saat hujan tidak turun dalam kurun waktu dua atau tiga minggu.

"Kalau tidak turun hujan dua minggu, stok air bersih yang ditampung di drum yang diberikan pemerintah pasti sudah habis," kata Tajudin, warga transmigrasi Kecamatan Pulau Maya saat dihubungi di Sukadana, Jumat (23/2/2018).

Ada tiga lokasi transmigrasi di Kecamatan Pulau Maya yang tersebar di SP 1 Desa Kemboja, SP 2 Desa Satai Lestari dan SP 3 Desa Tanjung Satai.

Menurut Tajudin, kondisi demikian yang menjadi alasan bagi warga transmigran untuk mencari alternatif air untuk dikonsumsi.

"Yang jelas kalau tidak ada hujan ya ndak ada air," kata Tajudin.

Lokasi air parit yang diambil warga transmigran untuk di konsumsi adalah parit yang tidak ada aktivitas masyarakat, sehingga tidak terdapat sampah-sampah kimiawi seperti limbah deterjen, limbah rumah tangga dan hanya sebatas sampah dedaunan.

Air yang dikonsumsi warga merupakan air gambut dengan warna yang coklat menghitam layaknya air teh namun terasa kelat dan asam saat diminum.

"Disaring masuk dalam tong dibiarkan semalam biar mengendap besoknya baru direbus," kata Tajudin.

Walau merasa tidak nyaman saat diminum, Tajudin menceritakan tidak ada pilihan bagi warga transmigrasi untuk mencari air.

Kalau pun ada, hanya sebatas membeli air minum dalam kemasan atau membeli air galon ke ibu kota kecamatan yang jaraknya lebih dari 6 kilometer.

 

 

KOMENTAR