Warga Tunisia Tolak Kunjungan Putra Mahkota Saudi sebagai Buntut Kasus Khashoggi

Sifi Masdi

Monday, 26-11-2018 | 22:56 pm

MDN
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman [ist]

Tunis, Inako

Sekelompok warga dan politisi Tunisia dilaporkan bakal menggelar demonstrasi jelang rencana kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman ( MBS). Kunjungan tersebut terjadi di tengah penyelidikan kasus pembunuhan yang menimpa jurnalis Jamal Khashoggi di Istanbul, Turki.

Juru bicara pemerintah Saida Qarash diwartakan Al Jazeera menuturkan, MBS direncanakan bakal berkunjung pada Selasa (27/11/2018).

Qarash menyatakan Tunisia mengutuk pelaku pembunuhan Khashoggi, dan menuntut agar dalang kasus itu bisa diungkap ke publik dan diadili. Mantan pemimpin Partai al-Irada Tarek Kahlawi berkata, ratusan orang direncanakan bakal berkumpul di depan istana kepresidenan di Carthage.

Dia berujar adalah hal memalukan bagi Tunisia, yang mengalami revolusi melawan tirani dan transisi demokrasi, menerima MBS. Dia menyebut putra mahkota berusia 33 tahun itu sebagai kriminal yang telah ternoda oleh darah Khashoggi maupun warga Yaman.

"Aksi unjuk rasa itu merupakan inisiatif warga, dan saya meminta semua pihak untuk menentang rencana kunjungannya (MBS)," tegas Kahlawi.

Juru bicara partai oposisi Front Populer Hamma Hammami juga mengecam kunjungan MBS itu dengan menyebutnya sebagai aksi provokasi terhadap rakyat Tunisia.

Ketua partai Emad al-Daimi melalui unggahan Facebook memperingatkan Presiden Beji Caid konsekuensi jika nekat menerima kunjungan MBS. Sementara sekelompok advokat Tunisia mengumumkan mereka bakal mengajukan gugatan, disponsori oleh blogger maupun jurnalis yang menentang kedatangan MBS.

Dalam surat terbuka, kelompok pengacara itu menjelaskan kunjungan MBS adalah "membersihkan rekam jejak kotornya atas pelanggaran HAM".

Di surat tersebut, MBS dikatakan sebagai ancaman baik bagi keamanan maupun perdamaian kawasan, serta musuh sebenarnya kebebasan berpendapat. "Darah Khashoggi masih belum kering. Pangeran Mohammed bin Salman ditolak masuk ke Tunisia," kata Presiden Sindikat Jurnalis Tunisia Naji Baghouri.

MBS disorot sejak kasus pembunuhan Khashoggi, yang saat itu hendak mengurus dokumen pernikahan di konsulat, mencuat dalam satu bulan terakhir. Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) dalam laporan yang dirilis The Washington Post meyakini perintah pembunuhan berasal dari Khashoggi.

Dalam laporan itu, Direktur CIA Gina Haspel memberi tahu otoritas Turki bahwa mereka memperoleh rekaman telepon adanya perintah dari MBS untuk "membungkam" Khashoggi. Laporan itu dibantah Saudi yang menegaskan putra mahkota yang menjabat sejak 2017 itu tak ada kaitannya dengan pembunuhan jurnalis 59 tahun tersebut.


 

KOMENTAR