Yang Indah di Tengah Perkampungan Kumuh di Tanah Abang

JAKARTA, INAKORAN.COM
Walaupun tidak mudah, menata perkampungan kumuh di bantaran kali bukanlah sesuatu yang mustahil. Masyarakat Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat telah membuktikan itu.
Dalam kurun waktu enam bulan sejak November 2022, mereka berhasil mengubah wajah kampung yang semula tampak semrawut dan kumuh, menjadi warna-warni, tertata, dan elok dipandang.
Mulanya, wilayah di bantaran Kali Krukut ini tidak ada bedanya dengan wilayah-wilayah kumuh lain di Jakarta.
Di bawah kepemimpinan Pj Gubernur Heru Budi Hartono, digalakkan program kampung unggulan. Dalam program ini, Kampung Bali dinobatkan sebagai kampung unggulan terbaik se-Provinsi DKI Jakarta.
“Di sana tu (dulunya ada) kandang ayam, di sana lagi dapur warga. Banyak rumah yang menjorok ke kali,” ungkap M. Ikhsan Nur, Ketua RW 03 Kelurahan Kampung Bali, Tanah Abang.
“Akhirnya kita kerja sama dengan masyarakat, kita beri informasi terkait program kampung unggulan, kasih penjelasan, akhirnya warga antusias.”
Antusiasme warga tidak tumbuh dengan sendirinya. Berbagai pendekatan dilakukan agar mereka mau berkorban memperbaiki situasi kampung. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan kekeluargaan.
Baca juga: Jalan Desa Yang Baik Mencerminkan Masyarakat Yang Semangat dan Penuh Harapan
Ibu Tri Kusnarti, salah satu warga yang dapurnya dibongkar demi penataan bantaran kali menyadari, tanah di sepanjang bantaran kali ini milik pemerintah. Karena itu dia patuh pada perintah dan program penataan yang tengah dijalankan.
“Saya terima (ketika diminta bongkar dapur). Langsung dibongkar sama anak saya, semuanya dihancurin. Daripada nanti dikeruk sama Pol PP, dihancurin habis, mendingan anak saya yang hancurin.”
“Karena kan itu punya pemerintah. Kecuali kalau tanah itu punya saya. Karena pemerintah sebagai atasan suruh, ya udah, bongkar.”
Penataan Kampung Bali bukan hanya perkara mengubah wajah kampung, tetapi juga tentang reformasi kebijakan, peningkatan kesadaran dan pengetahuan warga, serta perluasan jaringan kerja sama berbagai pihak seperti pemerintah di berbagai tingkatan, masyarakat, dan pihak swasta.
“Kita juga di sini dibantu oleh CSR dari wilayah sekitar, seperti PT. Adini, Sinar Mas, Hotel Ibis, dan yang lebih ini lagi BRI Peduli,” ungkap Ikhsan.
Perubahan wajah Kampung Bali adalah bukti kerja sama yang melibatkan warga yang punya kemauan untuk berubah, pemerintah yang berinisiatif menelurkan program, dan pihak swasta yang peduli dengan menyediakan pembiayaan.
Baca juga: Antusiasme Warga Ikut Lomba 17 Agustus 2023
Sejauh ini, program ini dinilai berhasil. Warga mengaku puas dengan perubahan yang ada. Pengorbanan yang dilakukan, setimpal dengan hasil yang diperoleh.
“Hasilnya bagus, bersih, nyaman, banyak juga tu pohon-pohon, ditambahi kembang-kembang yang dipajang. Itu bagus,” ungkap Tri Kusnarti.
Perkampungan yang terlihat asri dan warna-warni ini adalah bagian dari wilayah RW 03 Kelurahan Kampung Bali.
Tidak seperti bagian ini, bagian lain di RW ini masih kumuh seperti kampung-kampung kumuh lain di Jakarta.
Dua wilayah “beda planet” ini sama-sama dilewati oleh aliran Kali Krukut, mulai dari Kelurahan Kebon Melati, Kebon Kacang, Blok F Pasar Tanah Abang, dan tiba di RW 03 Kelurahan Kampung Bali.
Timbulan sampah di sepanjang kali ini merupakan bukti bahwa kesadaran masyarakat sekitar masih perlu ditingkatkan.
Baca juga: Merdeka itu Kembali ke Identitas
Setiap hari, petugas dari Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air DKI Jakarta menjaring berton-ton sampah di sepanjang kali ini.
“Kita udah jalan, baru dia buang. Kadang-kadang kalau kita lagi jalan (kerja di sungai) nyisir, dia buang. Kadang-kadang langsung lari orangnya,” ungkap Dadi Nurhadi, salah satu petugas kebersihan UPK Badan Air Kecamatan Tanah Abang.
“Sumbernya itu ya, dari sampah masyarakat, sampah dari pasar. Gabungan. Kita sehari paling sedikit lima kubik.”
Secara agregat, DKI Jakarta menghasilkan lebih dari 7500 ton sampah setiap harinya. Tahun 2022, timbulan sampah di DKI mencapai 3,11 juta ton.
Masyarakat di sekitar Kali Krukut ini menyumbangkan sekian persen dari jutaan ton sampah tersebut.
Salah satu wilayah publik yang dilewati aliran kali ini adalah Blok F Pasar Tanah Abang. Baik masyarakat maupun petugas kebersihan kali menyebut, pasar ini merupakan salah satu penyebab banyaknya sampah di Kali Krukut.
Baca juga: Produk Unggulan Indonesia Jelang Usia 78 Tahun
Asisten Manajer Operasi dan Perawatan Blok F Pasar Tanah Abang, Supriyanto, mengakui, ada oknum-oknum tertentu di pasar yang secara sembunyi-sembunyi membuang sampah ke kali.
Walaupun Pasar Tanah Abang punya sistem pengelolaan sampah sendiri dan sudah mengatur agar penjual, pembeli, dan pengunjung tidak membuang sampah ke kali, tidak bisa dipungkiri bahwa tempat ini turut menyumbangkan sekian persen dari berton-ton sampah yang terjaring di Kali Krukut.
“Pasar yang notabene didatangi oleh beberapa lapisan masyarakat yang kadang memang sudah paham kebersihan kali,” ungkap Supriyanto.
“Tapi ada juga beberapa yang juga boleh kami sebut oknum yang kadang-kadang memang secara sembunyi-sembunyi buang sampah mereka ke kali,”
Hal ini turut berpengaruh buruk pada keindahan dan kebersihan kampung warna-warni yang terletak di hilir.
Jika kebiasaan masyarakat tidak dibenahi, komitmen untuk mempertahankan keindahan yang sudah dibangun pasti sulit dipertahankan.
Sama seperti menata, mempertahankan kampung warna warni di Kampung Bali dibutuhkan kerja sama semua pihak, terutama warga dari hulu ke hilir.
Intervensi dan kontrol pemerintah masih sangat dibutuhkan agar apa yang sudah dimulai, tidak berakhir sia-sia.
TAG#Kampung Kumuh, #DKI Jakarta, #Tanah Abang, #Heru Budi, #Kampung Bali, #Pemprov DKI
198734910
KOMENTAR