Yappi Manafe, SH : Pembangunan Pariwisata Sumba Tengah Harus Dilakukan dengan Lompat Katak

Sifi Masdi

Saturday, 16-02-2019 | 12:38 pm

MDN
Tokoh NTT Yappi Manafe saat menyampaikan sambutan dalam acara Malam Pagelaran Seni Budaya Sumba Tengah di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (15/2/2019) [inakoran.com]

Jakarta, Inako

Yappi Manafe SH, Tokoh NTT dari Hendropriyono Strategic Consulting, mengatakan pembangunan pariwisata di Kabupaten Sumba Tengah, NTT, tidak bisa dilakukan secara biasa-biasa saja, tapi harus dikembangkan seperti ‘Lompat Katak’. Artinya pembangunan pariwisata tidak sepenuhnya  mengharapkan APBD Pemda setempat, namun harus mengundang investor asing.

Hal itu ditegaskan oleh Yappi Manafe dalam acara “Malam Pagelaran Seni Budaya Sumba Tengah” dalam rangka promosi kain tenun Sumba dan  tarian Sumba di Cafe Musro, Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Presdir Kompas TV Drs. Rikard Bagun, MSc (kiri), Tokoh NTT Yappi Manafe SH (tengah), Komjen Pol (Pur) Gories Mere (kanan) dalam acara Malam Pagelaran Seni Budaya Sumba Tengah di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (15/2/2019) [inakoran.com]
 

 

Acara ini dihadiri Nia Niscaya,SH, MBA (Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II, Kementerian Pariwisata RI), Donny Moenek (Sekretaris Jenderal DPD-RI), Komjen Pol (Pur) Gories Mere (Staf Khusus Presiden), Dr. Sapta Nirwandar (mantan Wakil Menteri Pariwisata), Andreas Garu (Senator asal NTT), Ir. Daniel Landa (Wakil Bupati Sumba Tengah), Daniel Sabarua (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumba Tengah), Drs. Rikard Bagun MSc (Wartawan senior asal NTT sekaligus Presidir Kompas TV), Romo Benny Susetyo, Yappi Manafe, SH,  tokoh asal NTT serta paguyuban Sumba Tengah.

Menurut mantan Direktur Promosi Luar Negeri Kementerian Pariwisata dan Deputi Pencegahan BNN ini, jika pembangunan Sumba Tengah mengandalkan APBD, maka agak sulit. Karena itu, Pemda perlu mengundang investor asing untuk pengembangan pariwisata di kawasan tersebut.

“Jadi membangun Sumba Tengah harus dilakukan seperti lompat katak. Maksudnya jangan mengharapkan sepenuhanya pada APBD di sana, tapi harus undang investor asing untuk bergabung bangun pariwisata di sana,” kata Yappi kepada inokoran.com.

Tokoh Sumba Tengah/NTT ini menambahkan, investor asing hanya bisa datang ke kawasan tersebut kalau ada kepastian hukum.

“Nah, itu tugas Pemda untuk membuat regulasi, terutama terkait dengan tanah ulayat. Soalnya, masalah utama dalam pembangunan adalah tanah adat,” tambahnya.

Para tokoh Sumba Tengah – NTT, di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (15/2/2019) [inakoran.com]
 

 

Selain itu, terang Yappi,  Pemda juga harus membangun komunikasi dengan jaringan di pusat dan tokoh NTT di Jakarta. Mereka diajak untuk sama-sama bergandengan tangan membangun pariwisata Sumba Tengah tanpa mengharapkan anggaran APBD yang sangat terbatas.

Seperti diketahui, sejak terbentuk sebagai kabuapten baru tahun 2007, pembangunan pariwisata Sumba Tengah masih memprihatinkan.  Pasalnya, tidak mempunyai akses  infrastruktur yang baik.

“Sumba Tengah memiliki  wilayah cukup luas, pendudukanya sedikit. Tetapi alamnya sangat indah dan budaya sangat luar biasa. Sayangnya  Sumba Tegah tidak punya aksebilitas infrastruktur yang baik. Karena itu, perlu diciptakan aksebilitas untuk mendorong wisatawan datang ke sana. Selama ini daerah ini masih tergantung pada Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya,” tegas Yappi.

 




 

KOMENTAR