Yappi Manafe, SH : Pembangunan Pariwisata Sumba Tengah Harus Dilakukan dengan Lompat Katak

Jakarta, Inako
Yappi Manafe SH, Tokoh NTT dari Hendropriyono Strategic Consulting, mengatakan pembangunan pariwisata di Kabupaten Sumba Tengah, NTT, tidak bisa dilakukan secara biasa-biasa saja, tapi harus dikembangkan seperti ‘Lompat Katak’. Artinya pembangunan pariwisata tidak sepenuhnya mengharapkan APBD Pemda setempat, namun harus mengundang investor asing.
Hal itu ditegaskan oleh Yappi Manafe dalam acara “Malam Pagelaran Seni Budaya Sumba Tengah” dalam rangka promosi kain tenun Sumba dan tarian Sumba di Cafe Musro, Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (15/2/2019).

Acara ini dihadiri Nia Niscaya,SH, MBA (Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II, Kementerian Pariwisata RI), Donny Moenek (Sekretaris Jenderal DPD-RI), Komjen Pol (Pur) Gories Mere (Staf Khusus Presiden), Dr. Sapta Nirwandar (mantan Wakil Menteri Pariwisata), Andreas Garu (Senator asal NTT), Ir. Daniel Landa (Wakil Bupati Sumba Tengah), Daniel Sabarua (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumba Tengah), Drs. Rikard Bagun MSc (Wartawan senior asal NTT sekaligus Presidir Kompas TV), Romo Benny Susetyo, Yappi Manafe, SH, tokoh asal NTT serta paguyuban Sumba Tengah.
Menurut mantan Direktur Promosi Luar Negeri Kementerian Pariwisata dan Deputi Pencegahan BNN ini, jika pembangunan Sumba Tengah mengandalkan APBD, maka agak sulit. Karena itu, Pemda perlu mengundang investor asing untuk pengembangan pariwisata di kawasan tersebut.
“Jadi membangun Sumba Tengah harus dilakukan seperti lompat katak. Maksudnya jangan mengharapkan sepenuhanya pada APBD di sana, tapi harus undang investor asing untuk bergabung bangun pariwisata di sana,” kata Yappi kepada inokoran.com.
Tokoh Sumba Tengah/NTT ini menambahkan, investor asing hanya bisa datang ke kawasan tersebut kalau ada kepastian hukum.
“Nah, itu tugas Pemda untuk membuat regulasi, terutama terkait dengan tanah ulayat. Soalnya, masalah utama dalam pembangunan adalah tanah adat,” tambahnya.

Selain itu, terang Yappi, Pemda juga harus membangun komunikasi dengan jaringan di pusat dan tokoh NTT di Jakarta. Mereka diajak untuk sama-sama bergandengan tangan membangun pariwisata Sumba Tengah tanpa mengharapkan anggaran APBD yang sangat terbatas.
Seperti diketahui, sejak terbentuk sebagai kabuapten baru tahun 2007, pembangunan pariwisata Sumba Tengah masih memprihatinkan. Pasalnya, tidak mempunyai akses infrastruktur yang baik.
“Sumba Tengah memiliki wilayah cukup luas, pendudukanya sedikit. Tetapi alamnya sangat indah dan budaya sangat luar biasa. Sayangnya Sumba Tegah tidak punya aksebilitas infrastruktur yang baik. Karena itu, perlu diciptakan aksebilitas untuk mendorong wisatawan datang ke sana. Selama ini daerah ini masih tergantung pada Kabupaten Sumba Timur, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya,” tegas Yappi.
TAG#Sumba Tengah, #NTT, #Pageleran Seni dan Budaya, #Tenun Sumba, #Pariwisata, #Infrastruktur, # Yappi Manafe
190233649
KOMENTAR