Yayasan Inisiatif Dagang Hijau Gelar Pelatihan Untuk Petani Kopi OKU Selatan

Binsar

Monday, 08-04-2019 | 08:17 am

MDN
Seorang petani kopi di OKU Sumsel [ist]

Palembang, Inako –

Yayasan Inisiatif Dagang Hijau (YIDH) menggelar pelatihan untuk para petani kopi di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan.

Pelatihan yang dilakukan yayasan yang bergerak di bidang pengembangan rencana pertumbuhan ekonomi hijau ini bertujuan meningkatkan kualiats para petani dalam mengolah produk kopi.

Pelatihan itu diikuti sebenyak 26.000 petani kopi dari berbagai kecamatan ayng ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.

Program Officer Coffee YIDH Melati pada diskusi pada Festival Musi Coffee Culture di Palembang, Sumatera Selatan, Minggu, mengatakan pembinaan dan pelatihan petani kopi tersebut untuk meningkatkan kualitas kopi sesuai keinginan pasar.

"Kabupaten OKU Selatan merupakan penghasil kopi robusta terbesar di Indonesia, tapi jumlah besar itu tidak diikuti dengan kualitas yang masih rendah," ujar Melati.

Menurutnya, YIDH mendukung program-program di tingkat petani terutama dalam upaya peningkatan kualitas produk untuk membuka akses ke pasar Eropa. Namun ia mengatakan tidak semua petani bersedia dilatih sehingga harus dilakukan pendekatan khusus.

Selain pembinaan, YIDH juga membantu petani memasarkan kopinya dengan metode penjualan kolektif yakni petani menjual kopi ke pedagang secara berkelompok, kemudian diekspor ke luar negeri.

YIDH juga bekerja sama dengan pihak swasta asing Hanns R Neumann Stiftung (HRNS) untuk melatih petani tersebut, pelatihan meliputi aspek tata kebun, proses penanaman, proses panen hingga pasca panen.

Country Director HRNS Indonesia Dr Adrian Bolliger mengatakan pihaknya berupaya memperbaiki praktek budi daya kopi, meningkatkan produktivitas kebun, memperkenalkan strategi adaptasi terhadap perubahan iklim, memperkuat kelompok tani, serta menghubungkan dengan pasar.

"Lebih dari 150.000 kali pelatihan HRNS diadakan sejak 2013 di 137 desa produsen kopi yang menjangkau 15.242 petani, hasilnya produksi kopi terus naik 4.000 ton, nilainya setara 7 juta dolar AS," kata Dr Adrian Bolliger.

HRNS berencana membuat sistem pertanian yang lebih beragam, menciptakan sumber mata pencaharian yang lebih luas dengan ditopang kemudahan akses keuangan, dan menguatkan keterlibatan perempuan, seiring upaya mengurangi deforestasi.

Keterlibatan pihak swasta, kata dia, merupakan hal yang penting dalam pengembangan sektor kopi. Hal itu untuk memastikan kopi yang dihasilkan oleh petani akan diserap oleh pasar seiring naiknya angka konsumsi kopi Indonesia dan dunia.

KOMENTAR