AHP : Sayonara Olympiade , Indonesia Perlu Evaluasi dan Belajar dari Negara maju.

Maumere,Inakoran.com
Olympiade 2020 yang mengalami penundaan setahun berakhir hari ini, 8 Agustus 2021. Atlit-atlit dari seluruh penjuru dunia mengucapkan selamat tinggal Tokyo dan akan kembali bertemu dalam Olympiade Paris 2024.
BACA:
Indonesia Finis di Urutan ke-55 Klasemen Akhir Olimpiade Tokyo 2020
Indonesia sudah meraih prestasi yang tinggi ,walapun demikian prestasi dari tahun ke tahun perlu dievaluasi dan terus belajar dari negara maju agar prestasi terus ditingkatkan pada Olimpyade yang akan datang.
“Kita bersyukur bahwa atlit-atlit Indonesia telah bertarung mati-matian dan telah mengeluarkan segala kemampuannya untuk meraih prestasi setinggi-tingginya’’kata Andreas Hugo Pareira Anggota DPRI dari Komisi X DPR RI fraksi PDI Perjuangan kepada sejumlah awak media, Senin (9/8/2021)
Anggota DPRI darah Maumere-Flores ini menyampaikan rasa penuh syukur bahwa atlit-atlit Indonesia mampu bertanding dalam situasi pandemi yang tentu menjadi tantangan tersendiri; pertama untuk berdisiplin menjaga kesehatan tidak tertular oleh Covid-19. kedua, mampu bertanding dan mengeluarkan seluruh kemampuannya.
Dan yang paling spektakuler adalah kita sebagai bangsa bangga menyaksikan semangat juang yang luar biasa dari dua srikandi bulutangkis Indonesia Gresya Polii dan Aprilia Rahayu yang meraih medali emas.” Kitapun patut berbangga pada prestasi atlit belia angkat besi Windy Cantika yang membuka peraihan medali untuk Indonesia dengan medali perunggunya. Juga tentu kita ucapkan terimakasih kepada semua atlit yang telah menyumbangkan medali untuk Indonesia” katanya.
BACA:
Lionel Messi Bakal Mendapatkan Gaji Menggiurkan Ditambah €30 Juta Untuk Biaya Penandatanganan di PSG
Dia mengatakan menyimak prestasi Indonesia, harus diakui dari segi perolehan medali kita tidak memperoleh kemajuan. Bahkan dari segi peringkat raihan medali, kita justru merosot dari peringkat 46 ke peringkat 54.
Alias, keluar dari 50 besar. Kalau ditelusuri prestasi kita di Olympiade dari tahun ke tahun pun, kembali harus diakui sejak pertama kali meraih medali perak pada olympiade Seoul tahun 1988, prestasi emas kita di olympiade baru terdongkrak ketika bulutangkis menjadi cabor yang dipertandingkan di olympiade Barcelona 1992.
Sejak itu hanya bulutangkis yang berhasil menyumbang emas di olympiade dengan rata-rata perolehan 1 emas puncaknya pada 1992 dengan 2 emas.
Dari segi cabor, sejak keikutsertaan kita di olympiade hanya baru 3 cabor yang menyumbang medali, bulutangkis (8 emas, 7 perak, 6 perunggu), Angkat Besi (7 perak, 8 perunggu) dan panahan (1 perak).
Cabor selebihnya masih hanya sebatas sebagai partisipan dari olympiade ke olympiade. “ kita selalu bangga sebagai bangsa besar dengan jumlah penduduk nomor 4 terbanyak di dunia, namun dalam hal prestasi olahraga, harus diakui kita masih jauh tertinggal dari banyak negara-negara lain di dunia”tandas AHP
BACA:
Luis Suarez Memberi Pesan Menyentuh Kepada Lionel Messi Dengan Muncul di Barcelona Saat Messi Pamit
APH juga mengatakan perlu dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap olahraga prestasi di negara ini, kalau kita ingin berprestasi lebih pada tahun2-tahun yang akan datang.
Kedua, kita sebagai negara harus mempunyai grand design pembinaan olahraga prestasi yang terstruktur. Dan, negara harus terlibat sejak rekrutmen, pembinaan dan penyelenggaraan kompetisi.
Karena jujur saja, selama ini negara tidak banyak berbuat untuk olahraga. Kita baru bangga dan mengelu-elukan ketika ketika ada atlit berprestasi. Hadiah untuk atlitpun mengalir.
Sementara dalam proses dari rekrutmen sampai dengan prestasi kehadiran negara minim. Ketiga, sebagaimana yang telah digembar-gemborkan oleh Menpora, negara harus membuat dan secara konsisten melaksanakan sebuah "grand design" olahraga prestasi untuk Indonesia.
Dalam grand design tersebut harus ada pilihan berdasarkan latar belakang prestasi, cabor-cabor mana yang akan menjadi unggulan untuk target prestasi dunia, yakni olympiade.
Pemilihan cabor-cabor ini harus didasari oleh metode sport scientific sehingga dalam rekrutmen, pembinaan, kompetisi sampai dengan event-event pertandingan pun terukur dan bisa dievalusi secara ilmiah.
“Bukan hanya berdasarkan selera dari para penguasa olahraga. Hanya, dengan pendekatan ilmiah, dunia olahraga kita baru akan terdongkrak maju dalam prestasi internasional, prestasi olympiade.
Belajarlah dari negara-negara yang prestasi olahraganya menjulang. Kitapun bisa, kalau kita mau. Salam olahraga. indonesia, Bisa !”tambahnya.

KOMENTAR