Amerika Serikat Akan Tempatkan Rudal di Darwin

Binsar

Tuesday, 06-08-2019 | 11:01 am

MDN
AS akan menempatkan 2.500 Marinir di Darwin, Australia, untuk menangkal ancaman China. [ist]

Sydney, Inako

Amerika Serikat (AS) berencana menempatkan rudal berbasis darat di Darwin, Australia menyusul runtuhnya Perjanjian Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) antara Amerika Serikat dengan Rusia.

Diberitakan, lokasi penempatan nuklir berjarak sekitar 2.719 kilometer dari Jakarta, Indonesia.

Tanggal 2 Agustus lalu, Washington resmi keluar dari pakta kontrol senjata nuklir era Perang Dingin, setelah menilai bahwa Moskow melanggar perjanjian tersebut.

Perjanjian INF 1987 melarang pengembangan, penempatan dan uji coba rudal berbasis darat yang memiliki jangkauan 500 kilometer hingga 5.500 kilometer.

Washington telah membahas masalah penempatan misil itu dengan Australia dalam forum AUSMIN (Australia-United States Ministerial Consultation) hari Minggu kemarin.

Upaya Washington menempatkan misil berbasis darat itu sebagai upaya untuk melawan ekspansi China di kawasan Asia Pasifik.

Menteri Pertahanan AS Mark Esper mengatakan kepada wartawan dia ingin melihat senjata berbasis darat ditempatkan di Asia sebagai pencegah militer di tengah apa yang dia anggap sebagai "era persaingan kekuatan besar".

Ketika ditanya tentang prospek rudal darat non-nuklir AS yang ditempatkan di utara Australia, Menteri Luar Negeri Marise Payne dan Menteri Pertahanan Linda Reynolds memilih bungkam.

"Dalam hal keterlibatan regional kami, izinkan saya juga memastikan dan mengingatkan bahwa untuk China dan Australia, kami melihat China sebagai mitra yang sangat penting," kata Payne.

Laporan yang menyebut Darwin sebagai lokasi potensial untuk penempatan rudal berbasis darat adalah media Australia, 9news.com.au.

"Jika AS mengembangkan senjata dengan jangkauan 5500 kilometer, China selatan akan nyaman dalam jangkauan rudal yang ditempatkan di Darwin," tulis media tersebut, Senin (5/8/2019).

Menteri Pertahanan Linda Reynolds mengaku membahas masalah itu dengan Menteri Pertahanan AS Mark Esper.

"Saya memang membahasnya kemarin dengan Menteri Esper dan dia mengonfirmasi bahwa tidak ada permintaan dari Australia dan tidak ada yang diharapkan," katanya kepada ABC Radio National.

Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo kemudian mengatakan; “Keputusan yang jujur tentang penempatan pasukan, rudal dan senjata, semua hal yang kami lakukan adalah hal-hal yang terus kami evaluasi. Kami ingin memastikan bahwa kami melindungi mitra kami, melindungi kepentingan Amerika."

Pompeo menekankan bahwa rudal tidak akan dikerahkan di Darwin atau di tempat lain tanpa dukungan Canberra.

"Ketika kami menggunakan sistem ini di seluruh dunia dengan teman dan sekutu kami melakukannya dengan persetujuan mereka," katanya.

KOMENTAR