Bayi yang Lahir di Luar Angkasa Kemungkinan Memiliki Kepala Mirip Alien

Sifi Masdi

Thursday, 25-07-2019 | 15:28 pm

MDN
Ilustrasi alien [ist]

Jakarta, Inako

Ahli biologi evolusi dan profesor di Rice University, Scott Solomon, tidak terlalu peduli dengan bagaimana manusia berencana untuk menjelajahi luar angkasa. Tetapi dia justru lebih  memusatkan perhatiannya pada apa yang mungkin terjadi pada spesies kita begitu kita menetap di luar bumi.

Kesimpulan mengejutkan, bahwa koloni manusia masa depan mungkin bukan manusia sesungguhnya, sebagaimana dilaporkan laman Futurism yang mengutip Business Insider, 23 Juli 2019.

"Akhirnya," katanya baru-baru ini kepada Business Insider, "orang yang hidup di luar angkasa dapat berevolusi menjadi cukup berbeda dari orang di Bumi sehingga kita akan menganggap mereka sebagai spesies yang berbeda."

Solomon berpendapat bahwa hidup di ruang angkasa dapat menyebabkan sejumlah perubahan evolusioner pada umat manusia.

Pertama, lingkungan gravitasi rendah luar angkasa mengurangi kepadatan tulang, yang dapat meningkatkan risiko seorang ibu patah tulang panggulnya saat melahirkan alami.

Itu bisa membuat cara melahirkan sesar sebagai norma bagi penjelajah luar angkasa. "Itu mengarah ke kepala yang lebih besar pada keturunan kita karena mereka tidak akan dibatasi oleh ukuran saluran lahir," ujar Solomon.

Ukuran kepala seperti alien juga bukan satu-satunya perubahan evolusioner yang diprediksi Solomon untuk generasi manusia yang lahir di luar angkasa.

"Kita mungkin berevolusi dengan jenis pigmen kulit baru, seperti melanin yang melindungi kulit kita dari sinar ultraviolet di Bumi," katanya kepada BI.

"Itu bisa berarti bahwa generasi masa depan yang hidup di luar angkasa akan berevolusi untuk memiliki warna kulit yang berbeda."

 

KOMENTAR