“CAILLOU, Teritori di Pasifik Selatan Yang Misterius
Seri I Perjalanan ke Kaledonia Baru
Oleh: Tjoki Aprianda Siregar
Kaledonia Baru, Inako
Bila mendengar New Caledonia atau Kaledonia Baru, kebanyakan orang di Indonesia rancu mengacu wilayah ini pada atau mengasosiasikannya sama dengan New Zealand atau Selandia Baru.
Ketika mengetahui bahwa Kaledonia Baru merupakan bagian dari wilayah Perancis, kebanyakan mempersepsikan bahwa Kaledonia Baru berada di benua Eropa menjadi satu dengan wilayah Perancis.
Faktanya adalah Kaledonia Baru bukan Selandia Baru dan bukan wilayah Selandia Baru. Kaledonia Baru secara geografis terletak di kawasan Samudera Pasifik, dan berjarak belasan ribuan (16,811) kilometer dari Perancis di Eropa.
Pada akhir Oktober 2020, penulis diberitahu salah satu Pimpinan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia untuk bersiap ditugaskan ke Perwakilan Indonesia di Noumea, Kaledonia Baru.
Penugasan ini bukan yang pertama, namun keempat setelah sebelumnya penulis pernah bertugas di Perwakilan Indonesia di Afrika Selatan, Brunei, dan Singapura.
Proses persiapan penugasan ke Kaledonia Baru dijalani penulis selama sebulan diikuti dengan proses pembuatan paspor dan aplikasi visa. Penulis mendapat kepastian jadwal keberangkatan bertugas di Noumea, Kaledonia Baru, hanya dua hari sebelum tanggal penerbangan.
Tahapan proses aplikasi visa memerlukan waktu sekitar 2 minggu. Namun proses untuk mendapatkan jadwal penerbangan ke Noumea membutuhkan tambahan waktu sekitar 10 hari, mengingat pemesanan tiket pesawat tergantung pada ketersediaan kamar hotel tempat karantina di Noumea bagi para penumpang pesawat.
Maklum, suasana pandemi Covid-19 masih menghantui berbagai belahan dunia, termasuk Kaledonia Baru, sehingga ketentuan yang mewajibkan penerbangan yang tiba dikarantina di hotel selama 14 hari ditanggung oleh pemerintah setempat.
Meskipun menurut informasi yang penulis peroleh dari rekan di Perwakilan Indonesia di Noumea, Kaledonia Baru telah terbebas dari pandemi mematikan tersebut sejak sekitar 7 bulan lalu setelah menerapkan pembatasan penerbangan yang masuk ke wilayah itu secara ketat beberapa bulan setelah Covid-19 mulai merambah ke berbagai kawasan dunia.
Kaledonia Baru merupakan wilayah seberang lautan Perancis yang terdiri dari satu pulau besar memanjang seperti pulau Jawa namun tidak seperti halnya Jawa yang merentang dari Barat ke Timur, wilayah Perancis ini memanjang dari Barat Laut ke Tenggara, dan berlokasi kira-kira di tengah-tengah antara Australia di sebelah Barat Kaledonia Baru, Papua Nugini di Barat Laut, Vanuatu di sebelah Utaranya, Selandia Baru di Selatan, Tonga di Timur, dan Fiji di Timur Lautnya.
Selain itu terdapat pulau-pulau kecil di sekitar pulau induk Kaledonia Baru yang termasuk wilayah Provinsi Kepulauan Loyalty.
Secara administratif pemerintahan, di daratan pulau induknya terdapat dua provinsi, yakni Provinsi Utara dan Provinsi Selatan, melengkapi keseluruhan 3 provinsi di wilayah Kaledonia Baru.
Luas keseluruhan daratannya 18,275 kilometer persegi, dan luas laut teritorialnya 116 kilometer persegi. Panjang daratan pulau induknya dari ujung paling Barat Laut hingga ujung paling Tenggara adalah sekitar 370 kilometer dengan panjang pantai keseluruhan 2,254 kilometer.
Kaledonia Baru dikenal juga dengan julukan “Caillou” atau bebatuan, yang menunjukkan bahwa wilayah itu kaya akan bebatuan berisi kandungan mineral. Kandungan dalam tanah Kaledonia Baru melimpah akan bijih nikel, dan Kaledonia baru merupakan salah satu penghasil nikel terbesar di dunia bersama-sama Indonesia, Filipina, dan Russia.
Sementara itu, dilihat dari status kewarganegaraan, berbeda dengan bekas wilayah jajahan negara-negara Eropa di Asia dan Pasifik umumnya yang membedakan status kewarganegaraan antara warga Eropa dan warga pribumi di bekas wilayah-wilayah jajahannya, penduduk asli Kaledonia Baru memiliki status yang sama atau setara sebagai warganegara Perancis dengan warga Perancis Eropa, dengan hak-hak dan kewajiban yang sama yang diatur dengan undang-undangnya.
Karenanya penduduk asli Kaledonia Baru yang mayoritas suku Kanak menjadi warga negara Perancis dengan hak dan kewajiban yang sama dengan warganegara Perancis Eropa dan keturunan Afrika Francophone (negara-negara berbahasa Perancis di Afrika bekas koloni Perancis), antara lain menikmati sistem pendidikan, jaminan dan layanan kesehatan yang sama dengan yang berlaku di Perancis di benua Eropa.
Setelah menumpang penerbangan Japan Airlines dari Bandara Soekarno-Hatta menjelang dini hari selama sekitar 9 jam ke Bandara Narita, Tokyo, untuk transit di ibukota Jepang tersebut, penulis melanjutkan penerbangan dengan pesawat Aircalin, maskapai penerbangan Kaledonia Baru, keesokannya menjelang tengah hari, menempuh 11 jam terbang dan tiba menjelang tengah malam.
Mendarat di Bandara La Tontouta, Noumea, proses pemeriksaan keimigrasian dan kepabeanan berjalan lancar dan cepat, dengan pemeriksaan formulir berisi pertanyaan mengenai kondisi fisik dan kesehatan penumpang yang sebelumnya diminta dilengkapi diserahkan ke petugas saat kedatangan.
Meski proses keimigrasian dan kepabeanan berlangsung cukup cepat, namun diperlukan waktu sekitar 2 jam bagi bus yang akan mengantar penulis dan penumpang lainnya ke hotel tempat karantina untuk berangkat.
Para penumpang termasuk penulis tiba di hotel sekitar jam 02.30 dinihari sebagian besar dalam keadaan kurang tidur dan kelelahan. Beruntung proses pembagian kunci kamar dan konsumsi dari pihak hotel dan otoritas setempat berlangsung cepat.
Di pagi yang sama, situasi atau keadaan hotel tempat karantina baru bisa diketahui. Penulis dan penumpang satu pesawat ternyata diakomodasikan di Le Stanley Hotel & Resort, yang berlokasi persis di pinggir laut, berada di Distrik Magenta, sekitar 17 kilometer dari pusat kota Noumea.
Posisi hotel menghadap ke arah Pulau Santa Maria yang terletak di Teluk Santa Maria yang menghadap ke arah Selatan pulau besar Kaledonia Baru.
Di seri-seri berikutnya artikel “Perjalanan ke Kaledonia Baru”, penulis akan berbagi lebih jauh mengenai masa karantina di hotel dan penjelajahannya di kota Noumea.
Penulis adalah pegawai Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, saat ini bertugas di Konsulat Jenderal Indonesia di Noumea, Kaledonia Baru.
TAG#Kaledonia Baru, #Tjoki Aprianda Siregar, #Destinasi, #Perancis, #Pasifik, #Wilayah Perancis
182195035
KOMENTAR