Capai Target, Minhajuddin : Ekonomi Kaltara Sudah Mulai Berbenah

Tarakan, Inako
Pandemi Covid-19 sejak Maret 2020 sempat membuat lesu perekonomian dunia. Realisasi penerimaan bea masuk dan bea keluar di Tarakan tahun 2020 lalu mencapai target.
Bahkan, Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean B Tarakan Minhajuddin Nafsah menyebutkan, pada tahun 2020 pihaknya mendapatkan target Rp 23,6 miliar untuk penerimaan dari bea masuk dan bea keluar. Namun dari target tersebut, penyelesaiannya mampu mencapai hingga Rp 30,9 miliar. Tentu angka tersebut melebihi target yang telah diberikan. Apa lagi jika dipresentasikan, maka realisasi bea masuk dan bea keluar KPPBC Tipe Madya Pabean B Tarakan mencapai 130 persen.
“Ini tentukan tidak lepas dari peran dunia usaha yang ada di Kaltara. Tanpa mereka capaian ini tidak akan bisa kita raih,” ujar Kepala KPPBC Tipe Madya Pabean B Tarakan Minhajuddin Nafsah, Rabu (17/3/2021).
Dari data yang dimiliki KPPBC Tipe Madya Pabean B Tarakan, untuk penerimaan bea masuk ditargetkan 10,4 miliar. Kemudian hingga akhir tahun 2020, realisasi bea masuk mencapai Rp 12,4 miliar. Sementara untuk bea keluar, ditargetkan 13,1 miliar dan realisasinya mencapai Rp 18 miliar. Selain itu, terdapat penerimaan dari denda dan bunga pabean sebesar Rp 399 juta. Untuk denda bea keluar didapatkan Rp 69 ribu.
“Bea keluar itu untuk ekspor dan bea masuk itu untuk impor,” jelasnya.
Melihat realisasi dari bea masuk dan keluar yang mengalami peningkatan, Minhajuddin menilai bahwa industri dan pembangunan daerah di Kaltara sudah mulai membenah. Diharapkan dengan langkah positif itu, para investor lainnya bisa datang ke Kaltara untuk melakukan investasi lagi. Untuk di Kaltara, dari susu penerimaan potensi komoditi bea keluar masih menjadi andalan.
Kemudian sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor yang sangat berpotensi untuk dikembangkan lagi, untuk menyumbangkan ke devisa negara.
“Selama ini masih mengandalkan hasil perikanan. Semoga kedepannya bisa menggenjot produk unggulan lain, untuk bisa kita ekspor,” harapnya.
Maka dari itu, untuk meningkatkan gairah ekspor pada produk unggulan lainnya, perlu adanya kerjasama antara pemerintah daerah dan masyarakat pelaku usaha. Apalagi beberapa produk unggulan dari Kaltara yang diekspor melalui daerah lain.
“Ini yang kita agak miris. Contohnya rumput laut, ekspornya itu melalui Surabaya dan Makassar tapi sumber bahan baku asal dari Tarakan. Kenapa tidak kita ekspor langsung dari Kaltara,” bebernya.
Untuk mewujudkan ekspor langsung dari Kaltara tanpa melalui daerah lain, maka ada beberapa infrastruktur yang harus dibenahi, misalnya pelabuhan. Jika memenuhi maka tidak menutup kemungkinan semua produk unggulan Kaltara, bisa diekspor langsung ke luar negeri tanpa transit dibeberapa pelabuhan lagi.
Kemudian apalagi belum dilakukan ekspor langsung, lanjut Minhajuddin, maka biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Dengan adanya penekanan biaya yang dikeluarkan, maka diharapkan para pelaku usaha bisa mendapatkan manfaat dari harga yang kompetitif.
“Kalau yang ekspor langsung itu baru sektor ke perikanan yaitu ke Tawau saja. Itu pun masih mengandalkan kapal-kapal rakyat dan tidak menggunakan kontainer. Kalau menggunakan kontainer maka mutu barang terjaga, keamanan barang bisa dipertanggungjawabkan dan negara pembeli pun merasa kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan,” tutupnya.
TAG#BeaCukaiTarakan, #KPPBCTarakan, #Ekonomi, #Target, #ImporEkspor
192008841
KOMENTAR