Defisit Neraca Perdagangan April Capai US$ 1,63 miliar

Inakoran

Wednesday, 16-05-2018 | 09:21 am

MDN
Ilustrasi kegiatan ekspor-impor di pelabuhan [ist]

Jakarta, Inako



Indonesia kembali mengalami defisit neraca perdagangan pada bulan April 2018. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat defisit neraca perdagangan bulan April mencapai US$ 1,63 miliar, padahal pada bulan sebelumnya sempat surplus. Defisit ini di luar perkiraan sejumlah ekonom yang memperkirakan neraca dagang bulan lalu mengalami surplus, tetapi menyusut dari bulan sebelumnya.

Menurut data PBS, defisit tersebut disebabkan karena nilai ekspor tercatat lebih rendah daripada impor. Pada bulan April nilai ekspor tercatt US$ 14,47 miliar, sementara nilai impor tercatat mencapai sebesar US$ 16,09 miliar. Selisih dua miliar dolar lebih.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kinerja ekspor tersebut turun 7,19% dibanding Maret 2018, tetapi tumbuh 9,01% year on year (yoy). Baik ekspor migas maupun nonmigas mengalami penurunan, masing-masing sebesar 11,32% dan 6,8% dibanding bulan sebelumnya.

Untuk penurunan ekspor migas, disebabkan oleh, "Nilai ekspor gas masih naik, tapi hasil minyak dan mentahnya turun," kata Suhariyanto kepada media di Jakarta, Selasa (15/5).

Sementara dari sisi impor, nilai impor tersebut naik cukup tinggi sebesar 11,28% dibanding Maret 2018 dan naik signifikan 34,68% yoy. Baik impor migas maupun nonmigas naik masing-masing sebesar 3,26% dan 12,68% dibanding bulan sebelumnya.
 

 

 

KOMENTAR