Golovkin Menilai Canelo Alvarez Adalah Petarung yang Tidak Aman

Binsar

Tuesday, 09-08-2022 | 07:39 am

MDN

 

Jakarta, Inakoran

Pertarungan ketiga antara Gennady Golovkin dan Saul 'Canelo' Alvarez tinggal beberapa hari lagi. Menjelang duel, Golovkin melontarkan pernyataan yang memancing emosi Alvares.

Golovkin menyerang Alvarez dengan serangkaian pernyataan yang menylut emosi. Dalam konteks tinju, berbicara di luar ring juga merupakan bagian dari pertarungan.

Petarung Kazakh itu berbicara tentang betapa tidak amannya Canelo karena terlalu banyak berbicara dalam konferensi pra-pertarungannya.

“Katakan saja apa yang dia katakan itu benar, bahwa saya mengatakan sesuatu di luar kamera, tetapi setiap kali saya mengatakan sesuatu, itu ada di depan kamera,” katanya dalam sebuah wawancara dengan El Nuevo Herald, dikutip dari Marca.

 

"Ketika seseorang tidak dapat melihat kenyataan, itu masalahnya, itu mengatakan banyak tentang dia. Perilakunya di konferensi pers menunjukkan betapa tidak amannya dia, bagaimana dia masih hidup dalam ilusi tentang situasi, cerita," tambahnya.

Bolak-balik, serta mendiskreditkan orang lain, tidak sesuai dengan petarung level Canelo, kata Golvkin kepada outlet media tersebut.

"Dia langsung mengambil kesimpulan berdasarkan konferensi pers pertama. Perilakunya berbeda pada konferensi pers kedua," katanya.

"Dia menganalisis bahwa dia terlihat konyol. Untuk seorang petarung sekaliber ini, seseorang yang ingin menjadi hebat, itu menunjukkan bahwa dia masih perlu berkembang, dia perlu belajar banyak. Dia masih jauh dari menjadi yang terbaik."

Ketika ditanya apakah dia yakin bahwa dalam pertarungan ketiga antara keduanya dia akan menang dan meraih kemenangan pada bulan September, Golovkin menjawab dengan jelas.

 

“Saya akan jujur, saya tidak tahu. Tentu saja saya akan senang sebagai orang yang mendapat kemenangan, tetapi saya tidak berpikir itu akan menjadi sesuatu yang istimewa, luar biasa. Ini akan menjadi perasaan bahagia yang sama, kegembiraan, pencapaian yang Anda rasakan setelah setiap kemenangan," kata pria asal kota Karaganda di RSS Kazakh, Uni Soviet (sekarang Kazakhstan) itu.

 

KOMENTAR