Grafika Bird Park, Wisata Mini Zoo di Kawasan Sejuk Lembang

Binsar

Monday, 01-10-2018 | 15:39 pm

MDN
Seorang pengunjung sedang berpose bersama salah satu jenis burung di lokasi wisata ini [ist]

Lembang, Inako –

Kawasan Bandung Utara khususnya Lembang, Kabupaten Bandung Barat, telah menjadi ikon pariwisata. Karena itu, perjalanan ke Bandung terasa belum lengkap bila belum sampai di lokasi ini.

Di Lembang terdapat bermacam-macam objek wisata yang dapat memanjakan wisatawan, mulai dari wisata belanja, wisata alam, kuliner, pendidikan, sampai wisata animasi yang semuanya instagramable.

Yang terbaru ialah wisata burung, beranama Grafika Bird Park, di Terminal Wisata Grafika Cikole (TWGC), di Cikole, Lembang.

Bukan hanya burung, di kandang ini juga sudah ada terdapat hewan semisalnya semisal 18 ekor rusa, 5 macam domba, dan bermacam macam kelinci. Objek wisata ini juga menjelma menjadi semacam mini zoo (kebun binatang mini) yang berada di antara kesejukan udara Bandung utara.

Khusus di wahana bird park, terdapat total 43 burung dari 23 macam burung. Semisal burung paruh bengkok Macaw, Love Bird, Afrika Grey, Sun Konur, Barbian, Red Rumped, Mong Parkit, Galah, sampai Kakak Tua. Bermacam-macam macam burung diimpor secara resmi dari Eropa dan Amerika Latin, harganya juga lumayan dari Rp 30 hingga 400 juta.

Yang menjadi perhatian tentu saja dua macam Hyacinth Macaw. Selain harganya yang mahal sebab mencapai Rp400 juta, keistimewaan dari burung ini selain langka ialah rangka tubuhnya yang kokoh, skil tips dan gratis flightnya serta bisa mengetahui pemiliknya. Burung ini saat dilepaskan untuk terbang kemudian disebut namanya maka dari itu dia hendak menghampiri pemiliknya langsung.

“Wahana Bird Park ini pastinya baru dibuka, keinginannya untuk memberikan wisata edukatif kepada pengunjung khususnya pada pengenalan jenis-jenis burung,” kata General Manager Operasional Grafika Cikole, Sapto Wahyudi Sabtu (29/9/2018).


Pengunjung yang mau masuk ke wahana ini hanya butuh merogoh kocek Rp20.000 per orang. Mereka hendak menemukan satu pakan burung kwaci dan fruit blend. Hanya saja sebab sangkar burung raksasa ini tak terlalu luas sekeliling 25kali13 meter maka dari itu semua pengunjung yang hendak masuk ke pada di batasi per 10—15 orang dengan durasi masa per 20 menit. Setiap macam burung di Grafika Bird Park ini didatangkan dari luar negara,  dengan menemukan surat resmi.

“Dipilihnya mcam burung paruh bengkok, sebab burung itu mempunyai warna yang amat menarik, semisal merah, kuning, hijau, dan biru. Selain , burung paruh bengkok macam burung yang amat jinak dan bisa gratis fly,” tutur Sapto.

Tenaga Fungsional BKSDA Jabar, Toni Setiana menyebut burung paruh bengkok adalah burung impor yang statusnya tak dilindungi. Tetapi, saat didatangkan ke Indonesia maka dari itu tetap mesti sudah ada surat perdagangan Internasional, sudah ada surat asal usul, dan sertifikatnya. Berdasarkan Toni, Grafika adalah salah satu mitra BKSDA Jabar pada masalah burung paruh bengkok sehingga untuk prosedur dan perizinannya telah terdata sempurna.

“Sejauh ini pehobi burung sudah ada yang komersil dan non komersil. Buat yang komersil sudah ada izin lanjutan semisal untuk izin penangkaran dan izin edar/jual. Kalau dulu izinnya dari menteri, kini izinnya cukup dari BKSDA,” papar dia.

Sementara salah seorang pengunjung Yuna, 25, mengaku wahana burung ini amat keren dan indah sebab lokasi yang berada di hutan pinus sehingga terasa nyaman dan semisal di kebun binatang. Dirinya berharap burung paruh  bengkok ini dapat dilestarikan sehingga wisatawan bisa lebih banyak yang datang.

 

 

KOMENTAR