H. SYAEFUDIN dan THE GOLKAR WAY

Hila Bame

Wednesday, 23-06-2021 | 12:16 pm

MDN

 


Oleh : Adlan Daie.
Analis politik elektoral Indramayu.

 

JAKARTA, INAKORAN


Buku "The Golkar Way", karya Akbar Tandjung,  Ketua Umum pertama partai Golkar yang dipilih melalui mekanisme sangat demokratis dan berhasil memimpin partai Golkar di tengah "intimidasi" gelombang gerakan reformasi, sedikit dapat memperkaya sudut pandang bagaimana membaca ditetapkannya H. Saefudin sebagai ketua partai Golkar Indramayu periode 2020- 2025 oleh mekanisme Mahkamah partai Golkar (22 juni 2021).


Inilah "The Golkar Way". Partai Golkar konsisten di jalan demokratis justru saat partai partai lain "anak kandung" reformasi mulai "main tunjuk" dan cemas atas gelombang demokrasi tak terduga yang dulu mereka perjuangkan secara lantang. Penetapan H. Syaefudin sebagai ketua partai Golkar Indramayu melalui mekanisme di atas adalah bukti bahwa partai Golkar masih menunjukkan pesona kemampuannya mengelola varian friksi dan konflik internal partai meskipun melelahkan.


Dalam konstruksi itulah, pemahaman kita atas dktum politik Otto von bismoch, politisi jerman abad ke 19 bahwa "politics is art off the possible", politik adalah seni kemungkinan justru harus dimaknai bahwa politik tidak memadai dikelola secara rapi.dan birokratis melainkan dinamis, responsif dan sedikit manuver "genit". Rejim politik elektoral saat ini  berdasarkan riset sejumlah lembaga survey memang meniscayakan hadirnya hentakan tidak rutin di ruang ruang publik.


Pertanyaannya, mampukah H. Syaefudin dkk merawat kejayaan partai Golkar Indramayu di pileg 2024 saat rejim penguasa politik di Indramayu sudah bergeser ke rejim politik PDIP ? Penulis minimal membuat dua "cacatan kaki" sebagai berikut:


Pertama, H. Syaefuddin adalah politisi partai Golkar dengan jam terbang memadai di level kab. Indramayu. Posisi politiknya di puncak di lembaga legistatif Indramayu adalah variabel penting dari sisi kompetensi dan aksebtabilitasnya. Di pundaknya saat ini marwah, martabat dan "dignity" partai Golkar dipertaruhkan.


Keberhasilannya kelak memimpin partai Golkar bahwa ia hadir bukan untuk memusuhi masa lalu akan tetapi  menghimpun potensi partainya untuk merangkai harapan dan menjaga marwah partai Golkar di masa depan. Nelson Mandela mewariskan inspirasi bahwa pemimpin sulit memberi harapan baru jika tersandra akut oleh konflik masa lalu nya.


Kedua, bahwa kekuatan partai Golkar dalam perspektif Prof Dr. Amir Santosa dalam buku bunga rampai "Golkar Dan Demokratisasi Di Indonesia" karena posisinya sebagai partai "paling tengah". Sulit dikaitkan dengan anasir "kiri", tidak rasional dituding "anti Pancasila" dan sulit pula dibingkai sebagai partai "anti agama".


Kekuatan partai Golkar bukan pada ideologi politiknya melainkan kemampuan jaring "realisme pragmatisme" dan konektivitas kekaryaan politiknya. Itulah mengapa partai Golkar selalu berhasil melewati konflik partai yang menderanya meskipun banyak partai baru lahir dari irisan politiknya.

Di sini lah ujian kepemimpinan H. Syaefudin yang sesungguhnya di partai Golkar ke depan menghadapi pileg 2024.


Wassalam.

TAG#ADLAN DAIE, #PKB, #GOLKAR

201382006

KOMENTAR