Ilmuwan Klaim Dapat Memprediksi Kematian Seseorang Dari Cara Dia Berjalan

Binsar

Monday, 24-10-2022 | 10:39 am

MDN
Ilustrasi

 

Jakarta, Inakoran

Sejumlah peneliti mengklaim bahwa mereka telah menemukan metode yang dapat memprediksi kematian seseorang dengan memperhatikan cara orang itu berjalan. Menurut mereka, dengan melihat cara orang berjalan, dapat diprediksi kapan orang itu akan meninggal.

Dijelaskan, saat orang itu berjalan, sebuah sensor gerak dikenakan di pergelangan tangan untuk merekam data orang yang bersangkutan. Berdasarkan data yang direkam perangkat pelacak, para ahli dapat memprediksi risiko kematian seseorang hingga lima tahun kemudian. Hasil penelitian itu telah diterbitkan di jurnal PLOS Digital Health, pada hari Kamis.

 

 

Penelitian ini merupakan bagian dari proyek Biobank, dan dimulai tahun 2006 di Inggris, dengan mengumpulkan data dari lebih dari 1,00.000 orang.  Selama lebih dari 14 tahun, data kesehatan dan biometrik dikumpulkan dari orang yang berbeda oleh para peneliti dari University of Illinois.

Bruce Schatz, penulis dari studi itu menjelaskan, akselerasi peserta dan jarak yang ditempuh dalam enam menit dilacak oleh para peneliti.

Physiopedia mendefinisikan tes berjalan enam menit sebagai "tes latihan sub-maksimal yang digunakan untuk menilai kapasitas aerobik dan daya tahan. Jarak yang ditempuh selama 6 menit digunakan sebagai hasil untuk membandingkan perubahan kapasitas kinerja."

Pengukuran kecepatan, percepatan, dan jarak yang ditempuh selama tes berjalan enam menit dilakukan dengan menggunakan akselerometer pada sensor pergelangan tangan. Ini ditunjukkan dalam penelitian ini, kata Schantz kepada The Daily Best, sebagaimana dilansir dari Timesnownews.

Setelah tahun pertama penelitian, prediksi yang dibuat oleh para ilmuwan menggunakan model kematian masa depan mereka benar sebesar 72 persen. Itu naik menjadi 73 persen setelah lima tahun.

 

 

Sebuah studi serupa dari tahun 2021 menemukan tingkat akurasi yang sama dalam prediksi kematian berdasarkan berjalan. Namun, itu menganalisis data berdasarkan jam dibandingkan menit. Schatz berpendapat bahwa hasil yang baru adalah ilustrasi yang lebih baik dari pemantauan 'pasif' menggunakan teknologi yang dapat diakses seperti ponsel dan alat tulis.

Schatz menjelaskan, berdasarkan data, terbukti bahwa setiap orang memiliki karakteristik berjalan dan dengan itu kita dapat mengetahui siapa individu itu.

Sensor, baik ponsel sederhana, dan smartphone, yang digunakan dalam penelitian ini hampir identik tetapi tidak sama.

 

KOMENTAR