Imane Khelif Mendominasi, Melaju Ke Babak Medali Emas

Binsar

Monday, 30-11--0001 | 00:00 am

MDN

 

Jakarta, Inakoran

Petinju asal Aljazair Imane Khelifis berada di ambang medali emas Olimpiade di divisi kelas welter 66 kg putri setelah meraih kemenangan menentukan melawan petinju Thailand Janjaem Suwannapheng. Kemenangan mutlak Khelif 5-0 di Olimpiade Paris menunjukkan dominasi dan ketepatannya, sehingga tidak diragukan lagi ia bakal meraih medali emas di even ini.

Penampilan Khelif sangat berkelas dalam tinju, ia mendikte lawan dari ronde pertama hingga ronde terakhir. Tekniknya yang unggul serta pukulannya yang sering dan tepat sasaran membuat Suwannapheng tetap bertahan, meski sebuah KO sepertinya tidak akan pernah terjadi dalam waktu dekat. Penonton di Roland Garros, yang diiringi bendera Aljazair dan nyanyian, jelas-jelas menyukai Khelif, sehingga menciptakan suasana yang menggemparkan.

Meski demikian, perjalanan Khelif menuju perebutan medali emas bukannya tanpa kontroversi. Kelayakannya telah menjadi topik hangat sejak petinju Italia Angela Carini kalah dalam pertandingan mereka hanya dalam waktu 46 detik, dengan alasan kekuatan pukulan Khelif yang belum pernah terjadi sebelumnya. Insiden ini membuat gender Khelif menjadi sorotan, karena ia gagal dalam tes gender yang diselenggarakan oleh Asosiasi Tinju Internasional (IBA) pada tahun 2023, meski terdaftar sebagai perempuan di paspornya. 

 

 

 

Kontroversi dan keberanian: Khelif Menghadapi reaksi negatif dari tes gender

Situasi seputar tes gender yang dilakukan Khelif tidak jelas. IBA, yang dikritik karena hubungannya dengan Rusia dan pemisahannya dari Komite Olimpiade Internasional (IOC), menghadapi pertanyaan tentang kriteria dan administrasi tes ini. Waktu tes yang dilakukan Khelif, menyusul kemenangannya atas lawannya dari Rusia, hanya memicu spekulasi lebih lanjut.

Dalam wawancara dengan SNTV, mengutip Marca, baru-baru ini, Khelif menyampaikan reaksi negatif tersebut dalam bahasa Arab, namun menghindari konfirmasi apakah dia telah menjalani tes apa pun selain pemeriksaan doping. Dia menekankan dampak buruk dari penindasan terhadap para atlet, dan mendesak komunitas global untuk menjunjung nilai-nilai Olimpiade dan menahan diri dari pelecehan.

“Bisa menghancurkan manusia, bisa mematikan pikiran, jiwa, dan pikiran manusia. Bisa memecah belah umat,” tegas Khelif penuh semangat, mengutip Marca

 

 

 

Rollercoaster emosional berlanjut bagi Khelif saat ia mengamankan setidaknya medali perunggu dengan kemenangannya atas Anna Luca Hamori dari Hongaria. Dengan berlinang air mata, Khelif menegaskan identitasnya sebagai perempuan kepada media. Karena tidak ada pertarungan perebutan tempat ketiga dalam tinju Olimpiade, Khelif dan petinju Taiwan Lin Yu-ting, petinju wanita lainnya yang gagal dalam tes gender IBA, dijamin mendapatkan medali sebelum semifinal.

Panggung kini ditetapkan untuk final Jumat sore, di mana Khelif akan memperebutkan emas. Perjalanannya, yang ditandai dengan kemenangan dan kontroversi, telah memikat penonton di seluruh dunia, menjadikannya salah satu atlet yang paling banyak dibicarakan di Olimpiade Paris.

KOMENTAR