IWTIF Gelar Festival Kesehatan September 2023

Hila Bame

Thursday, 23-03-2023 | 17:39 pm

MDN
Dr. Jajang Gunawijaya, MA

 

 

 

JAKARTA, INAKORAN

Indonesia Wellness Tourism International Festival ( IWTIF ) untuk ketiga kalinya adakan Festival pada September 2023, ujar Dr. Jajang Gunawijaya, MA 

Festival serupa telah dilakukan sejak 2021, digelar secara online ketika dunia dan Indonesia dalam kepungan pandemi Covid-19. Dan pada 2022, digelar secara onlie juga dalam skala kecil, ungkap Dr. Jajang di Jakarta, Selasa (21/3/23). 

Namun memasuki tahun 2023, pandemi telah hengkang, kita gelar secara online dan offline. Offline di tiga kota, satu, Jakarta, kedua kota Yogyakarta dan ke tiga kota Denpasar, Bali. Jadi sepanjang satu bulan (September 2023) online jalan terus namun  offline digelar bersamaan masing-masing 3 hari di tiga kota, jelas Dr. Jajang. 


 

BACA:  

Budaya Spa Indonesia Sudah Seharusnya Mendunia


Wellness artinya kebugaran lanjut  Dr. Jajang. Namun yang kita angkat adalah Etnowellness, kebugaran etnik yang ada di nusantara. Jadi kekayaan budaya bangsa Indonesia yang tersebar di suku-suku bangsa Indonesia memiliki cara masing-masing mempertahankan kebugaran badan. 

Suku Jawa memiliki cara untuk menjaga stamina tubuh melalui jamu misalnya. Demikian juga suku yang ada di NTT, atau Papua juga Ambon memiliki jamu yang berasal dari tanaman rempah-rempah yang tumbuh di daerah tersebut. 

 

Selanjutnya etnowellnes akan menjadi merek dagang Indonesia, identitas kebugaran Indonesia, dan sarana promosinya melalui festival tersebut, imbuhnya.  Harapannya festival ini tidak saja dikenal secara nasional tapi juga secara internasional. 

Indonesia MIliki 700 Suku

Dr. Jajang juga menjelaskan bahwa etnowellnes yang ada di Indonesia sejatinya berbanding lurus dengan jumlah suku bangsa Indonesia, hanya saja yang telah dibukukan baru pada kisaran 15 entitas.

Selain festival etnowellnes, pada saat itu  nanti akan diluncurkan sebuah buku berjudul  Etnowellness Nusantara. Isi buku itu merupakan pengayaan kegiatan dan produk yang ada pada 15 entitas etnowellnes tersebut. 

Hingga saat ini Indonesia mencatat  707. 000 jenis tanaman rempah.  Rempah-rempah Indonesia itu memiliki berbagai macam manfaat. Selain bisa dipakai sebagai bumbu masak atau kuliner juga bisa dipakai untuk obat tradisional.

 

 

Manfaat lainnya juga bisa menjadi bahan pengawet. Konsumsi remah-rempah juga meningkat di tengah pandemi Covid-19, karena rempah memiliki khasiat menangkal virus dan meningkatkan imun tubuh.

Mikrobioma yang terkandung dalam tanaman rempah menjaga keseimbangan tubuh manusia. 

Di Indonesia ada sekitar 25 jenis rempah-rempah yang dikenal masyarakat.

Di antaranya ada kunyit, pala, kayu manis, cengkeh, jahe, saffron, kapulaga, kemukus, secang dan kemiri. Ada juga serai, kencur, daun ketumbar, biji ketumbar, kluwek, lengkuas, bunga lawing, lada, vanili, andaliman, adas, daun salam, asam jawa dan jinten.

 

 

 

TAG#IWTIF, #REMPAH, #MAHAMERU

188663889

KOMENTAR