Komunitas Pencinta Lingkungan Lakukan Penuangan Eco Enzyme di Danau di Kawasan Tzu Chi Hospital, PIK2
![MDN](https://inakoran.com/uploads/2023/10/09/1696835953-p30e5bb5ffe8f6622fd57cb0a93154036.jpg)
Komunitas pencinta lingkungan menuangkan cairan Eco Enzyme (EE) di danau Tzu Chi Hospital (TCH), dan Danau Garden House (DGH), di Kompleks Perumahan Pantai Indah Kapuk (PIK) Dua, Sabtu, 7 Oktober 2023.
Kelompok ini menamakan diri mereka sebagai Komunits Eco Enzyme – sesuai denga fokus aktivitas kelompoknya. Ada beberapa komunitas Eco Enzyme yang mengambil bagian dalam kegiatan hari itu, yaitu Komunitas Tzu Chi di bawah koordinasi Johnny Zhang dan Lina Lim dari Daai TV, Komunitas Upakara Bhuvana Nusantara di bawah koordinasi Bapak Sugeng, Komunitas Enzyme Bhakti Indonesia di bawah koordinasi Ibu Linda, dan Komunitas Eco Enzyme Nusantara di bawah koordinasi Juliana Ojong, serta Komunitas Permabudhi di bawah koordinasi Pak Juny Leong.
![](/ina/userfiles/images/Eco-7.jpg)
Para anggota komunitas mulai tiba di Tzu Chi Hospital sekitar pukul 08.30 WIB. Mereka datang dengan mengenakan kaos berwarna-warni sesuai seragam komunitas masing-masing.
Rangkaian kegiatan diawali dengan sesi foto bersama di depan Gedung Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia.
![](/ina/userfiles/images/Eco-2.jpg)
Selanjutnya komunitas ini bergerak ke sebuah danau kecil yang berlokasi di belakang Tzu Chi Hospital, untuk menuangkan cairan Eco Enzyme yang mereka bawa dari rumah masing-masing.
![](/ina/userfiles/images/Eco-3.jpg)
Dari sana, ratusan anggota komunitas bergerak menuju Garden House, yang terletak tidak jauh dari Tzu Chi Hospital. Di sana, para anggota komunitas disebar ke beberapa titik di sepanjang saluran air di kompleks Garden House, untuk menuangkan cairan Eco Enzyme yang mereka bawa.
![](/ina/userfiles/images/Eco-4.jpg)
Kegiatan penuangan cairan Eco Enzyme di lokasi ini berlangsung hampir satu jam. Sesudah itu para anggota komunitas berkumpul di sebuh area dekat lapangan basket untuk rehat sejenak sambil menikmati snack yang telah dibawa dari rumah masing-masing komunitas.
Wakil Ketua Komunitas Enzyme Bakti Indonesia, Ibu Linda, kepada Garvita TV/Inakoran.com, menjelaskan bahwa gerakan ini bertujuan membangkitkan kesadaran dalam diri setiap orang untuk mengolah sampah rumah tangga menjadi sesuatu yang berguna untuk lingkungan.
Menurut Ibu Linda, mengolah sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi tanggung jawab kita semua yang menjadi penghuni planet bumi ini.
“Mengelola sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah tetapi tanggung jawab kita semua”, tegas Linda yang memimpin puluhan anggota Komunitas Enzyme Bakti Indonesia.
Linda menambahkan, kegiatan Eco Enzyme akan rutin dilaksanakan pada hari Sabtu, setiap pekan, selama dua bulan ke depan, di beberapa wilayah.
![](/ina/userfiles/images/Eco-5.jpg)
Senada dengan Linda, seorang relawan lain bernama Arief, asal Yogyakarta, menegaskan bahwa saat ini bumi kita sedang sakit akibat sampah yang diproduksi manusia.
“Bumi kita sedang sakit, akibat ulah manusia. Kita semua mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk merawat bumi, baik untuk kehidupan kita saat ini, maupun untuk kebaikan anak cucu kita”, tandas Arief dengan semangat.
Untuk diketahui, Eco Enzyme (EE) adalah cairan yang diproduksi dari fermentasi sampah organik seperti kulit buah dan sayuran dicampur gula dan air yang menghasilkan kandungan disinfektan karena adanya alkohol atau senyawa kimia asam.
Lama pembuatan EE adalah tiga bulan di wilayah tropis, dan enam bulan di sub-tropis. Selama dua minggu pertama secara rutin membuka dan menutup wadah karena materi organik akan mengeluarkan gas.
Setelah tiga bulan cairan yang berhasil menjadi EE berwarna cokelat tua dengan bau seperti cuka. Jika sudah menjadi EE maka disaring dan disimpan dalam suhu ruang untuk digunakan dalam beragam keperluan. Materi padat sisa organiknyapun dapat dijadikan pupuk untuk tanah. EE dapat difungsikan untuk merawat rumah, misalnya untuk pembersih lantai, kaca, atau permukaan perabot plastik; untuk mencuci buah dan sayuran; dan untuk tanaman membantu menyuburkan sekaligus menjadi pestisida alami.
Eco Enzyme pertama kali dikembangkan oleh Dr. Rosukon Poompanvong, seorang pendiri Asosiasi Pertanian Organik Thailand yang melakukan penelitian sejak tahun 1980-an. EE diperkenalkan secara lebih luas oleh Dr. Joean Oon, seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia.
TAG#eco enzyme, #lingkungan, #komunitas eco enzyme, #danau, #tzu chi hospitals, #yayasan budha indonesia
189444895
KOMENTAR