Maurizio Sarri Berang Karena Dicap Sebagai Pelatih Gagal
Jakarta, Inako
Pelatih Juventus, Maurizio Sarri tidak terima dijukuki sebagai pelatih gagal di Italia. Pasalnya, para pengkritik seakan begitu mudah melupakan sederatan trofi yang telah dia torehkan bersama klub yang dia tukangi selama ini di kompetisi di negara itu.
Ia mengaku sangat terganggu dan tersinggung dengan julukan itu. Bagaimana tidak, bos Juventus ini belakangan dilabeli pelatih yang tidak pernah menjuarai apa pun selama bekerja di Italia.
Sejak musim panas lalu, Sarri dipercaya menjadi arsitek Juventus, usai membawa Chelsea menjuarai Liga Europa. Memang, selama berkarier bertahun-tahun, trofi itu menjadi yang pertama yang pernah diraihnya. Mungkin karena itulah maka orang mencapnya sebagai pelatih gagal.
Karena itulah muncul kritik keras terhadap pembuktian sosok 61 tahun ini. Sarri bertahun-tahun bekerja di Italia, salah satu yang terbaik bersama Napoli.
Baca Juga: Sarri: Dybala Adalah Seorang Bintang, Namun Belum Bisa Menjalankan Peran Seperti Cristiano Ronaldo
Baca Juga: Juventus Butuh Pogba, Nego Dengan MU Kian Intens
Baca Juga: Cekcok Dengan Pelatih Maurizio Sarri, 3 Klub Ini Siap Boyong Cristiano Ronaldo Dari Juventus
Namun, dia selalu 'hampir' meraih trofi, tidak pernah benar-benar meraihnya. Inilah yang jadi sasaran kritik.
Kekesalan Sarri meluap, karena kritik itu datang menjelang duel final Copa Italia yang mempertemukan Juventus vs Napoli. Sarri menilai, bisa jadi itu bagian dari perang urat syaraf bagi dirinya dan Juventus.
Dia mengaku kesal, sebab meski tak meraih trofi, dia sudah berulang kali membawa tim-tim promosi ke kasta yang lebih tinggi.
"Saya merasa terganggu ketika mereka berkata: 'Di Italia, dia tidak pernah meraih apa pun'," ujar Sarri kepada Goal. "Saya meraih delapan promosi dari satu divisi ke divisi berikutnya, dan saya meraih semuanya di lapangan."
"Mungkin itu hal kecil jika dibandingkan dengan trofi Liga Champions atau Scudetto, tapi itu jelas tidak mudah."
Kini, menjelang duel sengit kontra Napoli di final Coppa Italia, Kamis (18/6/2020) dini hari WIB nanti, Sarri punya peluang berikutnya untuk meraih trofi. Inilah momen baginya untuk mengenyahkan kritik tersebut.
"Meraih trofi selalu merupakan insentif penting dan hasrat untuk meraih trofi itu selalu ada. Saya senang kami bisa berada di final," sambung Sarri.
"Napoli merupakan tim yang sulit dihadapi. Mereka solid ketika bisa menutup ruang kosong dan berbahaya dalam serangan balik. Mereka pernah menang atas kami, atas Inter, dan imbang dengan Barcelona."
"Mereka tahu bagaimana caranya bermain di level tinggi," tutupnya.
Terkait kritik di atas, pertandingan kontra Napoli akan menjadi ajang pembuktian bagi dirinya. Jika Juventus menang, maka Sarri akan membuktikan kepada public kalau penilain mereka salah. Namun, jika Juventus kalah, maka hal itu bakal menjadi pembenaran bagi pihak pengkritik bahwa apa yang mereka sampaikan itu benar adanya.
TAG#Maurizio Sarri, #Pelatih Juventus, #Juventus, #Italia, #Seri A, #Pelatih gagal, #kegagalan, #Inakoran
188681513
KOMENTAR