Mengingkari Ideologi Di Hadapan Merah Putih dan Pancasila
![MDN](https://inakoran.com/uploads/2020/07/25/1595672631-p4af4fdfc9b45492dc07ee0b417f6ec33.jpg)
Jakarta, Inako
Ada satu kalimat menarik yang di tulis seorang ilmuwan Islam pada abad ke-9 yang bernama Abu Hanifah Ahmad ad-Dinawari.
Beliau di kenal sebagai seorang ahli botani pertama yang melakukan observasi secara serius kepada tumbuhan dan tanaman yang kemudian di tulis dalam "Kitab al-Nabat", dengan karyanya yang termasyur.
baca juga:
Dalam salah satu kitabnya yang lain, "Al-Mujalasah wa Jawahir al-llm" Jika kamu ingin mengenal lebih jauh tentang seseorang, maka lihatlah bagaimana dia mencintai negaranya."
Yang membuat kalimat ini sangat menarik adalah, ad-Dinawari lahir dari sebuah wilayah bernama Dinawar, yang pernah di luluh lantakkan bangsa Mongol dan selalu menjadi kecamuk politik di kawasan Arab yang berlangsung hingga sekarang. ad-Dinawari seolah memahami sepenuhnya takdir takdir tanah kelahirannya.
Kemajemukan bangsa Indonesia adalah keniscayaan, dan Pancasila adalah "melting pot" dari segala perbedaan.
Siapapun yang ingin merubah bangsa kita dengan sistem Khilafah, apalagi komunisme, tentu saja ingin menggusur Pancasila.
Secara sederhana bisa di artikan: Janganlah mengatakan bahwa anda mencintai Pancasila, membenci komunisme, tapi pada bagian yang lain Anda ingin menegakkan sistem Khilafah -ini kemunafikan.
Seperti yang pernah dituliskan oleh ad-Dinawari, "mereka para pengKhianat besar negara yang selalu hidup dalam kepura-puraan."
Bangsa Indonesia sudah sering dikhianati dari segala arah. Komunisme melalui PKI dan kelompok Islam melalui DI/TII pernah menikam bangsa kita dari belakang.
Kita semua mengalami sejarah yang tidak enak sebagai bangsa yang besar. Ibu Pertiwi seringkali di serang oleh anak-anak yang dilahirkan dari rahimnya sendiri.
Ironisnya, semua berawal dari hipokrisi (kemunafikan) dan kepura-puraan akibat menelan buta ideologi berbangsa dan politik yang di jejalkan paksa oleh orang lain (bangsa luar).
Sedang Pancasila di lahirkan untuk melebur segala perbedaan. ia "produk lokal" yang memang terbukti masih membentengi dengan kokohnya, bangsa ini dari segala upaya perpecahan melalui persekongkolan (konspirasi) busuk berbagai racun ideologi produk impor.
Komunisme sudah sekarat dimana-mana, dan tidak ada satu negarapun yang mau memakai ideologinya, tapi Pancasila masih berdiri kokoh memayungi kemajemukan bangsa Indonesia.
Jangan ada dusta di hadapan sang Merah - Putih dan Pancasila !!
Kehormatan negeriKu, TANAH AIR tercinta Indonesia Raya" Harga mati.
(J.Harbono)
TAG#Harbono
188808250
KOMENTAR