Mukti Arja Berlian Pengamat Militer : Jangan Pernah Lelah Untuk Mencintai Indonesia

Hila Bame

Tuesday, 17-11-2020 | 08:03 am

MDN

 

Oleh: Mukti Ali

 

Jakarta, INAKORAN

 

Jakarta, “BANGSA yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para Pahlawannya,” makna dari kalimat bangsa yang besar adalah, kita harus menghargai dan menghormati perjuangan para pahlawan yang telah gugur demi merebut kemerdekaan.

Sifat seorang Pahlawan, seperti bersifat pemimpin yang mengayomi anak buahnya, berani,bertanggung jawab, toleransi, pantang menyerah dan tidak mementingkan diri sendiri harus kita teladani dalam kehidupan kita sehari hari. Dengan meneladani perilaku itu, maka semangat juang mereka akan tetap ada pada diri kita, rasa nasionalisme akan tumbuh dan semangat nilai kebangsaan semakin kuat dan meningkat.

Menjadi manusia yang hidup di era digital menjadi tantangan tersendiri. Cepat beradaptasi merupakan salah satu kunci untuk dapat berhadapan dengan dunia global.

Dengan banyaknya permasalahan bangsa yang harus di hadapi dan di selesaikan, dibutuhkan keterlibatan seluruh rakyat yang tulus tanpa ada kepentingan golongan atau pribadi.
Pemerintah di musim pandemi Covid-19 saat ini, sudah berbuat banyak dalam menyelesaikan permasalahan bangsa. Sinergi Keterlibatan antar lembaga pemerintah, sangat dibutuhkan.
Indonesia merupakan Negara Majemuk, dengan begitu banyak suku Bangsa yg dan berbagai macam adat istiadat dan budaya. Ini merupakan salah satu kekayaan yang tidak pernah di punyai oleh negara lain.
Jika kita melihat suatu permasalahan sebagai anugerah, kita akan semakin dewasa dan bijaksana dalam mengarungi kehidupan ini.

Mulai dari permasalahan bencana alam, bencana non-alam – seperti saat ini terjadinya pandemi Covid 19, gangguan paham radikalisme, hingga gangguan politik yang melawan pemerintah dan ada yang ingin menjatuhkan pola kepemimpinan saat ini. Permasalahan yang datang bertubi-tubi ini harus tetap kita hadapi dan diselesaikan dengan baik.

Kalau kita Melihat kondisi ancaman saat ini, kita bisa membagi menjadi 3 bagian/kelompok, yaitu ancaman yang bersifat global (peningkatan jumlah penduduk, ekonomi global, HAM, kejahatan lintas negara), ancaman yang bersifat Regional(pelanggaran Wilayah, radikalisme, terorisme) dan ancaman yang bersifat Nasional (bencana alam, konflik horizontal, konflik vertikal, kelompok radikal, kesenjangan ekonomi).

Ketiga ancaman ini berdampak langsung pada stabilitas politik maupun keamanan Negara kita yang kita cintai ini.

Ancaman-ancaman yang datang saat ini sangat bisa di kendalikan seandainya saja kita pandai dan paham atas jenis ancaman yang terjadi saat ini.

Negara-negara asing yang menginginkan sumber daya alam Indonesia yang sangat melimpah ini, sangatlah mungkin menginginkan Indonesia rusuh, konflik atau perang saudara, menginginkan Indonesia hancur dengan strategi proxy yang di buat oleh negara asing tersebut. Isu politik, agama, dan ekonomi menjadikan Indonesia akan terpuruk di mata dunia. Negara-negara asing yang menginginkan Indonesia hancur seakan bertepuk tangan melihat Indonesia menjadi lemah.

Hal inilah yang tidak atau belum di sadari oleh rakyat Indonesia sepenuhnya. Mereka tidak sadar kalau mereka di adu domba dengan dalih untuk kepentingan bangsa.

Mereka tidak sadar kalau mereka dibodohkan oleh hal-hal baik itu beralasan untuk kepentingan agama,ras atau yang lain yang kelihatannya untuk kepentingan bangsa, padahal itu untuk kepentingan kelompok tertentu yang ingin menduduki kekuasaan. Juga terlihat adanya upaya pelemahan sistem pertahanan melalui operasi intelijen yang masif dan terstruktur.

Adanya Generasi muda level mahasiswa yang dibayar dan dilatih untuk melakukan operasi-operasi cipta kondisi dengan bantuan pembiayaan dana tanpa batas serta dukungan kekuatan politik yang kuat.

Mereka beroperasi dengan melibatkan seluruh komponen bangsa baik tokoh negarawan, pengamat, pejabat publik, institusi pemerintah, dosen, pengusaha, mahasiswa dst, bahkan sampai ke tingkat Istana Negara dan Tubuh TNI-POLRI sekalipun.

Contoh yang saat ini kita rasakan adalah adanya demonstrasi yang bukan menunjukkan karakter sosok manusia Indonesia yaitu dengan brutal merusak fasilitas umum yang dibangun oleh uang rakyat sendiri. Pendemo tidak sadar kalau semua itu dikendalikan oleh kelompok tertentu dan untuk kepentingan kelompok tersebut.

Kelompok tertentu yang juga sosok orang Indonesia, dengan sengaja menciptakan gejolak untuk menanamkan rasa benci, curiga, berburuk sangka, bengis dan sadis di antara anak bangsa. Kita tidak merasa bahwa dengan kecanggihan siber dan media sosial yg saat ini ada, sangat mungkin orang yg tidak bertanggung jawab membuat berita-berita hoaks, berita yang sepertinya benar-benar terjadi, padahal berita hasutan yang tidak benar, ini semua hanya untuk kepentingan pribadi atau kelompok.

Rakyat Indonesia harus Pandai

Melihat dari karakter rakyat Indonesia yang dari zaman nenek moyangnya, sampai saat ini, sangatlah positif. Karakter yang mengedepankan sikap yang ramah dan gotong royong dalam kehidupan sehari-harinya.

Sifat gotong Royong yang merupakan sifat dasar rakyat Indonesia, perlahan lahan di kikis habis oleh orang-orang yang ingin menjadikan kita menjadi individu yang bengis, Individual, sadis dan ambisius serta anti kebersamaan.

Melihat fenomena ini, kita sebagai rakyat Indonesia ikut bertanggung jawab terhadap kehidupan sosok manusia Indonesia ke depan.

Generasi muda harus lebih banyak belajar kembali tentang sosok masyarakat Indonesia yang sebenarnya. Generasi Muda Indonesia yang pandai harus belajar kepada para pahlawan yang mempunyai sifat-sifat yang mulia yang bertaruh nyawa untuk kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Generasi Muda Indonesia harus kembali belajar tentang norma-norma Pancasila yang mempunyai arti luas, yang dapat membentuk karakter manusia yang mempunyai jiwa Ketuhanan, yang bertoleransi dan sosok manusia yang mempunyai semangat Nasionalis untuk menyejahterakan Rakyat Indonesia.

Rakyat Indonesia harus kembali melestarikan gotong royong yang merupakan salah satu kekayaan yang kita miliki. Kita semua sebagai Rakyat Indonesia yang menginginkan Kemerdekaan yang sesungguhnya untuk terus belajar sesuai profesi secara profesional, sehingga tidak akan mudah untuk di adu domba seperti saat ini.

Untuk itu kita kembali menjadi jati diri sosok manusia Indonesia yang pandai.

Kita harus tetap berprinsip sebagai Bangsa yang kuat yang mempunyai kesamaan rasa,senasib satu bangsa, satu Tanah Air Indonesia, tidak ada perbedaan,tidak ada SARA. Jangan terpancing dengan radikalisme, jangan terpancing untuk punya keinginan saling membunuh,saling memerangi dan saling menghabisi sesama anak bangsa.

Ingat, Kalau Indonesia pecah dan terjadi perang saudara, banyak negara sekitar kita yang bertepuk tangan dan bahagia.
Untuk itu, tidak ada yang lebih tepat dan baik kecuali kembali lagi kepada UUD 1945 dan PANCASILA sebagai pemersatu bangsa.

Generasi muda Indonesia yang pandai dan idealis serta mempunyai jiwa nasionalis harus ikut berjuang mengambil peran dan posisi strategis negara secara profesional untuk memperbaiki melakukan perbaikan moral dan cita-cita bangsa.

Jangan melihat kejelekan ke belakang tetapi songsong ke depan dengan optimis, jadilah sosok manusia yang bermoral dan berwatak Indonesia. Tetaplah terus menjaga keutuhan NKRI, serta jangan lelah untuk tetap mencintai Indonesia.

Perilaku dan karakter generasi muda saat inilah, menunjukkan karakter Bangsa Indonesia ke depan. Untuk itu rakyat Indonesia terutama generasi muda saat ini, harus pandai supaya Indonesia disegani di mata dunia.

Mukti Arja Berlian
Pengamat Militer

TAG#mukti ali

188656927

KOMENTAR