Perjuangan Politik Gus Muhaimin Menghidupkan GusDur

Binsar

Tuesday, 28-12-2021 | 07:55 am

MDN
H. Adlan Daie, Pemerhati Sosial Politik & Keagamaan [ist]

 

Oleh: H. Adlan Daie.

Pemerhati Sosial Politik & Keagamaan.

 

JAKARTA, INAKORAN

Tagline "kampanye" Gus Yahya "Menghidupkan Gusdur" yang viral dan hidup jelang dan selama Muktamar NU ke 34 di Lampung dalam konteks perjuangan politik sejak lama telah diperjuangkan Gus Muhaimin, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Baik Gus Yahya maupun Gus Muhaimin termasuk "Assabiqunal Awwalun", generasi ideologis pertama yang paham cara "Menghidupkan Gusdur" meskipun dengan roadmap yang berbeda. Ibarat warna warni pelangi di kaki.langit gagasan besar Gusdur.

Dalalm buku berjudul "Gusdur Yang Saya Kenal: Catatan Transisi Demokrasi" (2004) yang ditulis Gus Muhaimin tampak begitu mendalam pemahaman Gus Muhaimin tentang peta jalan demokrasi yang dicita citakan Gusdur. Sebuah sistem politik yang memungkinkan hak hak ekonomi rakyat, toleransi beragama dan kebebasan sipil dapat diperjuangkan secara politik. Dalam konstruksi inilah perjuangan politik Gus Muhaimin "Menghidupkan Gusdur" dapat dibaca dalam pilihan dan arah perjuangan politik PKB, partai yang dipimpinnya hingga saat ini.

Bukunya yang lain berjudul "Negara Dan Politik Kesejahteraan" yang diluncurkan Gus Muhaimin di Perpustakaan Nasional  (18 Maret 2021)dengan menghadirkan nara sumber antara lain Gus Yahya (Saat itu Katib Am  PBNU) dan Prof. Dr. Arif Satria, Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB)  bukan sekedar bentuk pertanggungjawaban kerja politiknya sebagai Wakil Ketua DPR RI,  Koordinator bidang Kesejahteraan Rakyat ,lebih dari itu, menggambarkan  bentuk peneguhan  komitmennya sebagai tokoh politik representasi NU  tentang  urgensi perjuangan politik kesejahteraan rakyat.

Sebagai politisi yang lahir, tumbuh dan berkembang dari tradisi pesantren tentu Gus Muhaimin paham betul "kaidah pesantren" bahwa kepemimpinan politik adalah dalam kerangka "Tashorruful Imam 'Ala Al raiyah Manutun Bil Maslahah",  bahwa nilai.kemuliaan dan manfaat instrumental politik harus selalu dan wajib terikat dengan seberapa besar kepemimpinan politik (dengan segala turunan policy negara) memberi effect manfaat dan maslahat dan kesejahteraan kepada publik.

 

Gus Yahya  [ist]

 

IItulah sekilas gambaran bagaimana secara implementatif Gus Muhaimin "Menghidupkan Gusdur" dalam strategi perjuangan politiknya dengan memaknai gagasan besar Gus dur dalam konteks "Politik Kesejahteraan" antara lain terkait persoalan distribusi lahan dan pertanian dalam salah satu bab bukunya di atas. Tentu tanpa abai memperjuangakan hak hak historis pesantren dalam perjuangan politik kebijakan negara seperti ditetapkannya Hari Santri Nasional (HSN), undang undang pesantren dan turunannya tentang dana abadi pesantren.

Kini baik Gus Muhaimin maupun Gus Yahya, "dua gus" generasi ideologis Gusdur tengah menapaki panggilan sejarahnya untuk "Menghidupkan Gusdur", yakni memperjuangkan cita cita politiknya untuk meneguhkan integrasi kebamgsaan di tengah tantangan infiltrasi ideologi transnasional, memperjuangkan politik kesejahteraan rakyat dan meneguhkan toleransi umat beragama.

Keduanya adalah "Gus" dalam posisi strategis di level nasional meskipun dengan jalan perjuangan politik yang berbeda tapi saling melengkapi satu sama lain dalam ikatan spirit "Menghidupkan Gusdur". Jadi, tidak ada guna mempertentangkan keduanya dengan framing opini HMI versus PMII dan framing pejoratif lainnya yang tidak produktif.

Mari kita support kiprah historis kedua Gus ini.

Wassalam.

KOMENTAR