PM Suga Bersumpah Akan Mengatasi Bencana di Jepang Tengah Secara Tuntas

Binsar

Tuesday, 13-07-2021 | 03:20 am

MDN
Perdana Menteri Yoshihide Suga (jauh dari kiri) mengunjungi lokasi tanah longsor besar-besaran di Atami, Prefektur Shizuoka, pada 12 Juli 2021 [ist]

 

 

Jakarta, Inako

Perdana Menteri Yoshihide Suga pada hari Senin berjanji untuk melakukan segala kemungkinan untuk membantu upaya pemulihan bencana tanah longsor mematikan awal bulan ini. Hal itu disampaikan Suga, saat berkunjung ke Prefektur Shizuoka, Jepang tengah, yang dilanda bencana.

Sepuluh mayat telah ditemukan sejauh ini, sementara 18 lainnya masih hilang setelah hujan deras memicu tanah longsor besar-besaran pada 3 Juli di kota resor sumber air panas Atami, barat daya Tokyo di pantai Pasifik.

"Itu adalah pemandangan di luar imajinasi saya," kata Suga setelah dia mengunjungi daerah yang terkena dampak parah, menambahkan "pemerintah akan melakukan segala dayanya" untuk membantu.

Dia juga menyerukan untuk mempercepat penelitian tentang jalur hujan linier yang diketahui membawa hujan lebat.

Sekitar 1.700 orang, termasuk polisi, petugas pemadam kebakaran dan personel Pasukan Bela Diri, terus mencari orang hilang di daerah di mana bangunan runtuh dan lumpur serta puing-puing menumpuk.

Sebelumnya pada hari itu, Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato mengatakan pemerintah akan melakukan "yang terbaik" untuk membantu upaya pencarian dan "menanggapi secepatnya untuk membangun kembali kehidupan mereka yang terkena dampak."

 

Petugas pemadam kebakaran melanjutkan operasi pencarian di kota resor mata air panas Prefektur Shizuoka, Atami, Jepang tengah, pada 12 Juli 2021, sembilan hari setelah tanah longsor mematikan yang dipicu oleh hujan lebat  [ist]

 

 

Jumlah rumah tangga yang terkena dampak penghentian air telah menurun menjadi sekitar 160 dari 500 pada hari Sabtu, sementara 160 rumah tangga masih tanpa listrik, menurut pemerintah daerah.

Diduga bahwa tanah longsor, yang terjadi pada pagi hari tanggal 3 Juli, diperparah oleh akumulasi tanah yang berlebihan di daerah tersebut, dengan pemerintah prefektur Shizuoka mengatakan perusahaan manajemen real estat telah membawa tanah melebihi jumlah yang dilaporkan dan campuran industri limbah dengan itu.

Sebanyak 56.000 meter kubik tanah, sebagian besar yang ditinggalkan oleh perusahaan, ambruk ke sungai terdekat, menempuh jarak sekitar 2 kilometer. Lebih dari 130 rumah dan bangunan hancur atau rusak.

Perusahaan yang sekarang dilikuidasi juga diduga tidak memasang fasilitas drainase di lokasi seperti yang dipersyaratkan oleh peraturan Prefektur Shizuoka, menurut pemerintah setempat.

KOMENTAR