Setelah El Real Vs Monchengladbach: Enam Belas Besar dan Kemungkinan Terbentuknya Trio RVB

Oleh: Tommy Duang, Kontributor Inakoran.com, Mataloko Flores
Setelah sempat diolok-olok dengan ucapan “Selamat Datang di Liga Eropa,” akhirnya Real Madrid memastikan diri lolos ke babak enam belas besar Liga Champions Eropa sebagai juara Grup B. Di partai pemungkas babak penyisihan grup, Sergio Ramos dkk berhasil menang atas Borussia Monchengladbach dengan skor 2-0.
Mendominasi pertandingan sejak menit awal, Real Madrid menyajikan kepada kita pertunjukan yang lebih dari sekadar sepak bola. Mereka menampilkan permainan yang penuh totalitas dan cinta luar biasa pada dunia sepak bola. Yang Madrid tunjukkan bukanlah sebuah perjuangan 90 menit menolak kalah, melainkan sebuah pembuktian kepada dunia bahwa mereka adalah benar-benar raja jagat bola Eropa.
Selama 90 menit, kita seperti menonton film-film perang di mana sepasukan tentara membangun sistem peperangan yang membuat musuh kocar-kacir. Mereka tahu betul kapan harus bertahan, kapan harus menyerang, dan kapan memperlambat atau mempercepat tempo.
.jpg)
Mereka berlaga dengan suatu perbekalan yang cukup. Mereka menguasai medan perang, memiliki amunisi, pengalaman, kesabaran, dan keberanian. Hal-hal itulah yang dimiliki Madrid pada Kamis (10/12/2020) dini hari kemarin.
Bermain di rumah sendiri dengan sebuah tuntutan mutlak untuk menang, mereka mencetak gol pembuka pada menit ke-9 melalui sundulan Benzema.
Lukas Vazques yang mendapat bola liar di tengah lapangan, berlari cepat menggiring bola melalui sisi kiri pertahanan tim tamu. Melalui sebuah tendangan yang terukur, pemain bernomor punggung 17 itu melambungkan bola ke jantung pertahanan lawan. Benzema, walaupun berdiri dalam penjagaan ketat, dengan memanfaatkan postur tubuhnya yang tinggi lansung menyambut umpan lambung Vazques dengan sebuah sundulan yang juga terukur.
Gol!!! Mars Madrid menggema di seantero stadion. Para pemain Madrid berpelukan merayakan gol itu.
Pada menit ke-31 proses yang serupa terulang kembali. Kini giliran Rodrygo yang menyisir sisi kiri pertahanan Monchengladbach sebelum mengirimkan umpan lambung ke kotak enam belas meter. Benzema yang berdiri tanpa pengawalan yang ketat di dalam kotak, menyambut bola Rodrygo dengan satu sundulan keras dan terjadilah gol.
Dua nol untuk Madrid.
Itu terjadi di babak pertama. Skor 2-0 itu tidak berubah sampai wasit meniup peluit panjang tanda laga berakhir.
Sebagai seorang penggemar Madrid yang mencita-citakan peremajaan dan penyegaran skuad, sangat menyenangkan melihat daftar pemain yang terpampang di layar: Vini Jr dan Rodrygo menemani Benema di lini depan. Di baris pertahanan ada Ferlan Mendy menemani Ramos, Varane dan Vazques.
Di lini tengah, mungkin karena Zidane membutuhkan kematangan dan pengalaman, Valverde dan Odegaard diistirahatkan dan menurunkan trio Modric, Casemiro dan Kroos. Ini pilihan yang cerdas mengingat dalam partai hidup mati semacam ini, bukan hanya kecepatan dan kecerdasan yang dibutuhkan melainkan juga kematangan dan pengalaman. Dengan demikian, keseimbangan permainan tetap dipertahankan selama 90 menit laga berjalan.
Lukas Vazques yang sebenarnya adalah seorang winger, ditempatkan di baris pertahanan untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan Carvajal. Pemain bernomor punggung 17 tersebut membuktikan dirinya sebagai pilihan yang tepat untuk mengisi posisi itu.
Selain bertahan dengan baik, Vazques berhasil membangun jaringan kerja sama dengan Modric dan Rodrygo di sayap kanan lapangan Madrid. Gol pertama Madrid lahir dari umpan lambung terukur Vazques.
Pertandingan ini menyadarkan kita, ada potensi trio baru di lini depan El Real. Trio RVB: Rodrygo, Vinicius, Benzema.
Dalam urusan mencetak gol atau memberi assist, boleh saja kita katakan bahwa trio ini lebih baik ketimbang HBA (Hazard, Benzema, Asensio) yang ada sekarang. Hazard yang akrab dengan cedera sama sekali belum mampu menjadi pengganti Ronaldo di Madrid. Asensio yang juga mengalami masalah yang sama, benar-benar belum cukup mampu membuktikan dirinya layak mengenakan jersey nomor 11.
Tentu saja masih terlalu pagi membandingkan Rodrygo/Vini Jr dengan seorang Eden Hazard. Akan tetapi, dalam sepak bola modern, kepercayaan pelatih tidak ditentukan oleh nama besar seorang pemain melainkan oleh penampilan apik dan konsistensi.
Ini musim kedua Eden Hazard di Real Madrid. Dinanti publik Bernabeu dengan ekspektasi tinggi, Eden Hazard justeru tidak bisa memberikan apa-apa. Cepat atau lambat kesabaran Zidane akan habis dan tempat Hazard akan diberikan pada talenta muda seperti Rodrygo atau Vinicius.
Masih ingat Iker Cassilas atau Marcelo? Nama besar dan jasa tidak menjamin kepastian mempertahankan tempat utama. Cassilas pada akhirnya pergi dan Marcelo harus lapang dada karena sejak kedatangan Ferlan Mendy, lebih sering duduk berselonjor kaki di bangku cadangan. Dari keduanya kita belajar, di klub sebesar Madrid, bukan nama besar dan jasa yang menjamin tempat utama, melainkan konsistensi.
Bila Hazard dan Asensio masih begit-begitu saja, cepat atau lambat mereka akan kehilangan tempat. Bila saat itu tiba, trio RVB akan terbentuk.
TAG#Liga Champions, #Monchengladbach, #Real Madrid
196898473
KOMENTAR