Sri Lanka Diguncang Krisis Ekonomi Terparah

Aril Suhardi

Saturday, 02-04-2022 | 13:21 pm

MDN
Sri Lanka Diguncang Krisis Ekonomi Terparah [ist]

 

Jakarta, Inako

Sri Lanka diguncang krisis ekonomi paling parah sejak negara tersebut merdeka dari Inggris pada tahun 1948. Masyarakat harus menghadapi kekurangan bahan kebutuhan pokok yang parah, kenaikan harga yang tajam dan pemadaman listrik yang sangat lama.

Inflasi di Kolombo mencapai 18,7 persen pada Maret dan harga makanan pokok kini melonjak sampai rekor 30,1 persen. Sejak hari Kamis (31/3/2022), pemadaman listrik dilakukan selama 13 jam dan itu merupakan rekor pemadaman terlama yang pernah terjadi. Pemadaman tersebut dilakukan karena tidak ada diesel untuk menghidupkan generator.

Sri Lanka juga mengalami kekurangan solar sejak hari Kamis lalu dan hal tersebut memicu kemarahan di seluruh Sri Lanka.

Menurut para ekonom, krisis di Sri Lanka disebabkan oleh pemerintah yang salah mengurus negara. Beberapa orang yang menduduki posisi penting dalam negara merupakan anggota keluarga presiden. Diketahui, salah satu saudara presiden, Mahinda, menjabat sebagai perdana menteri. Saudaranya yang termuda Basil adalah menteri keuangan. Kakak laki-laki dan keponakannya yang tertua juga memegang posisi kabinet di pemerintahan.

Akumulasi peminjaman selama bertahun-tahun juga turut memperburuk keadaan. Kesulitan tersebut diperparah oleh pandemi Covid-19 yang melumpuhkan pariwisata dan perekonomian negara.

Pada Kamis (31/4/2022) ratusan orang marah dan mencoba menyerbu kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa. Rajapaksa kemudian mengumumkan status darurat pada Jumat (1/4/2022) yang memungkinkan militer untuk menangkap dan menahan para tersangka yang membuat kerusuhan, untuk waktu yang lama tanpa proses pengadilan.

Menurut Rajapaksa, keadaan darurat diumumkan untuk melindungi ketertiban umum dan memelihara persediaan dan layanan yang vital bagi masyarakat.

KOMENTAR