Suasana Bulan Puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri di Kaledonia Baru

Sifi Masdi

Sunday, 16-05-2021 | 20:48 pm

MDN
Suasana menjelang sholat Idul Fitri di Konsulat Jenderal Indonesia di Noumea [Foto: Tjoki Aprianda Siregar]

 

 

 

Seri VI Perjalanan ke Kaledonia Baru

Oleh: Tjoki Aprianda Siregar

Noumea, Inako

Pengumuman berakhirnya masa “confinement” atau pembatasan beraktivitas atau mobilitas warga dan bisnis di Kaledonia Baru oleh pemerintah setempat pada 9 April 2021 melegakan seluruh penduduk di wilayah seberang lautan Perancis di Pasifik Selatan itu.

 

 

 

Berakhirnya penerapan pembatasan beraktivitas atau mobilitas warga tersebut memungkinkan warga setempat tidak lagi menggunakan masker dan beraktivitas keluar tempat tinggal mereka untuk bekerja atau berbisnis tanpa perlu membawa surat keterangan atau dihentikan polisi dan diperiksa keperluannya keluar tempat tinggal.

 

Bagi umat Muslim di Kaledonia Baru, termasuk warga Indonesia dan keturunan Indonesia yang berjumlah sekitar 5000-6000 orang, dapat kembalinya mereka beraktivitas secara normal merupakan “hadiah” menjelang bulan suci Ramadhan, yang menurut penanggalan Islam berdasarkan Noumea Islamic Center akan dimulai pada 13 April 2021 atau 4 hari setelah berakhirnya masa “confinement” dimaksud.

 

Suasana menjelang pelaksanaan sholat Tarawih di Wisma Konjen RI Noumea [Foto: Tjoki Aprianda Siregar]

 

Seperti halnya umat Muslim di berbagai belahan dunia lainnya, umat Muslim di Kaledonia Baru melaksanakan ibadah puasa, sholat Taraweh dan berzakat.

 

Waktu puasa dimulai dari waktu adzan Subuh sekitar jam 04.53 pagi hingga waktu adzan Maghrib sekitar jam 17.51 sore waktu setempat.

Tidak seperti halnya di Indonesia yang menerapkan waktu Imsyak sebagai tanda persiapan untuk mulai berpuasa pada hari itu, di Kaledonia Baru, waktu puasa dimulai langsung ketika kita memasuki waktu adzan Subuh.

 

 

Jumlah umat Muslim sekitar 5000-6000 orang dibandingkan dengan jumlah populasi Kaledonia Baru yang hampir 300,000 orang merupakan minoritas.

Disamping penduduk Muslim keturunan Indonesia yang berjumlah sekitar 3000 orang saat ini, terdapat pula sekitar 1500-2000 lebih orang penduduk Muslim asal India dan Pakistan serta negara-negara Afrika Utara (Maghreb) bekas jajahan Perancis seperti Aljazair, Tunisia dan Maroko yang tinggal di Kaledonia Baru. Hanya terdapat dua masjid di Kaledonia Baru, yakni Masjid Noumea Islamic Center di Noumea dan Masjid Islamic Center di Bourail.

Bazaar Ramadhan tiap hari Rabu sore selama bulan puasa dilaksanakan di selasar samping gedung Konsulat Jenderal Indonesia di Noumea, Kaledonia Baru. Bazaar selalu dipenuhi warga Indonesia dan keturunan Indonesia di Kaledonia Baru [Foto: Tjoki Aprianda Siregar]

 

Populasi Muslim keturunan Indonesia banyak tersebar di Noumea, Dumbea, Mont Dore dan kota-kota kecil di sekitar ketiga kota itu yang letaknya saling bertetangga. Sementara populasi Muslim keturunan Timur Tengah lebih terkonsentrasi di Bourail dan sekitarnya.

 

Pelaksanaan sholat Taraweh di Kaledonia Baru setiap bulan puasa Ramadhan berlangsung di tiga tempat, yakni Masjid Noumea Islamic Center, Masjid Bourail Islamic Center dan Wisma Konsul Jenderal Indonesia di Noumea.

 

Di Wisma Konsulat Jenderal Indonesia, kegiatan sholat Taraweh dimulai dengan sholat Isya’ berjama’ah dan kemudian diikuti dengan sholat Taraweh dan sholat Witir.

 

Jumlah raka’at sholat Taraweh di Wisma adalah 8 raka’at dan jumlah raka’at sholat Witir adalah 3 raka’at. Ustadz Wahid Faiz bertindak sebagai imam sholat di Wisma Konsul Jenderal. Sementara itu Imam Mustafa Hasan menjadi imam sholat di Masjid Noumea Islamic Center.

 

Jumlah warga Indonesia dan keturunan Indonesia yang biasa mengikuti sholat Tarawih di Wisma Konsulat Jenderal Indonesia adalah sekitar 70-80 orang, sementara jumlah jama’ah sholat Taraweh di Masjid Noumea Islamic Center adalah sekitar 120-130 orang.

Pelaksana sholat Taraweh dan sholat Witir di Wisma adalah Persatuan Umat Islam Masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru (PUIMIK) bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Indonesia di Noumea.

Bagi warga Indonesia dan keturunan Indonesia di Kaledonia Baru, menu sahur dan berbuka puasa mereka biasanya menu makanan Indonesia seperti lontong sayur dan opor ayam.

 

Sementara bagi masyarakat Muslim keturunan Timur Tengah, menunya adalah kuskus dan menu Timur Tengah lainnya yang  biasanya selalu dilengkapi dengan buah zaitun.

Penulis berfoto di depan Masjid Islamic Center of Noumea sesudah menunaikkan ibadah sholat Jum'at [Foto: Tjoki Aprianda Siregar]

 

Penulis dan istri selalu menunaikkan ibadah sholat Taraweh dan sholat Witir berjama’ah di Wisma Konsul Jenderal Indonesia. Jama’ah biasanya telah berbuka puasa terlebih dahulu dan sholat Maghrib di tempat tinggal masing-masing.

 

Tradisi yang tiap tahunnya dilaksanakan oleh warga Indonesia dan warga keturunan Indonesia di Kaledonia Baru, khususnya mereka yang tinggal di Noumea dan kota-kota sekitarnya adalah penyelenggaraan Bazaar Ramadhan setiap hari Rabu siang hingga waktu berbuka puasa dengan meminjam tempat di areal selasar samping gedung Konsulat Jenderal Indonesia di Noumea.

Suasana Halal Bihalal Idul Fitri 1442 Hijriyah masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru bertempat di Konsulat Jenderal Indonesia di Noumea  [Foto: Tjoki Aprianda Siregar]

 

Di tiap Bazaar Ramadhan, pengunjung yang rata-rata warga Indonesia dan keturunan Indonesia memenuhi lokasi Bazaar Ramadhan.

Biasanya mereka sudah menghubungi panitia beberapa hari sebelumnya dan memesan makanan dan/atau minuman khas Indonesia, sehingga pada hari Rabu-nya mereka datang ke Konsulat Jenderal Indonesia, tinggal mengambil makanan tersebut dan membayar pembelian makanan dan/atau minuman yang dipesan.

 

Menu yang ditawarkan oleh peserta Bazaar berbeda-beda dari satu minggu ke minggu lainnya, misalnya Sate Ayam, Soto Ayam, Mpek-mpek untuk Rabu minggu ini, Ayam Betutu, Dendeng, Rendang untuk Rabu Minggu depan, Soto Padang, Sate Padang dan Nasi Tumpeng Kuning Mini untuk Rabu minggu depannya.

 

Persediaan makanan yang ditawarkan dan dijual selalu habis. Antusiasme dan kerinduan warga Indonesia dan keturunan Indonesia pada makanan tradisional Indonesia sangat besar.

 

 

Pembayaran zakat di Kaledonia Baru dapat dilakukan seusai sholat Taraweh di Wisma melalui pengurus PUIMIK, yang selanjutnya meneruskan zakat tersebut via transfer ke Badan Amal Zakat Nasional (BAZNAS) di Jakarta.

 

Pembayaran zakat dapat pula dilakukan melalui pengurus Masjid Noumea Islamic Center dan Masjid Bourail Islamic Center.

Halal Bihalal Persatuan Masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru (PMIK) di Wisma Robinson, antara kota Noumea dan Mont Dore [Foto: Tjoki Aprianda Siregar]

 

Seperti juga kebiasaan sebagian umat Muslim di Indonesia, umat Muslim Kaledonia Baru melakukan pula kebiasaan berziarah atau “nyekar” ke makam orang tua atau leluhur mereka.

Pemakaman Muslim di Kaledonia Baru yang terkonsentrasi berada di sekitar Masjid Bourail Islamic Centre.

Sementara itu, makam umat Muslim lainnya tersebar dan ditempatkan dalam suatu kompleks pemakaman dengan umat lain agama atau kepercayaan di Noumea dan kota-kota sekitarnya.

Namun demikian, tidak semua umat Islam Indonesia atau keturunan Indonesia yang berziarah atau “nyekar” mengingat sebagian dari mereka makam orang tua atau leluhurnya berada di Indonesia.

 

Setelah sekitar sebulan beribadah puasa, tibalah Hari Raya Idul Fitri yang ditunggu. Di Noumea, sholat Idul Fitri dilaksanakan di Aula gedung Konsulat Jenderal Indonesia dan Masjid Noumea Islamic Center. Di Bourail, sholat Idul Fitri dilakukan di Masjid Bourail Islamic Center.

 

Halal Bihalal di Konsulat Jenderal Indonesia berlangsung di hari yang sama seusai pelaksanaan sholat Idul Fitri pada 13 Mei 2021.

Sekitar 300 warga Indonesia dan keturunan Indonesia serta sahabat-sahabat warga Kaledonia Baru datang ke Konsulat dan bersalam-salaman saling bermaaf-maafan sekaligus bersilaturahmi.

Halal Bihalal berakhir sekitar tengah hari jam 12.30.

 

Sementara itu Persatuan Masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru (PMIK) menyelenggarakan kegiatan serupa pada 16 Mei 2021 dengan lokasi Halal Bihalal di Wisma Robinson yang terletak di kota kecil Robinson diantara kota Noumea dan mont Dore.

Wisma Robinson mulai dibangun pada tahun 1975 oleh sejumlah tokoh masyarakat Indonesia dan keturunan Indonesia di Kaledonia Baru di atas lahan seluas 5 hektar yang mereka beli.

Di atas lahan dibangun gedung pertemuan, dapur besar, saung dan tempat makan yang diperuntukkan bagi masyarakat Indonesia dan keturunan Indonesia mengadakan kegiatan.

Terdapat pula lapangan hijau terbuka yang dimanfaatkan sebagai lahan parkir kendaraan bermotor pengurus dan warga masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru setiap ada kegiatan di Wisma Robinson.

Kata-kata "Sugeng Rawuh" dan becak yang dipajang dekat pintu bangunan Wisma Robinson milik Persatuan Masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru (PMIK) di Robinson, kota kecil antara Noumea dan Mont Dore, seolah menyambut mereka yang berkunjung [Foto: Tjoki Aprianda Siregar]

 

Warga Indonesia atau keturunan Indonesia dapat memanfaatkan pula Wisma Robinson ini untuk resepsi pernikahan putera-puteri mereka atau kegiatan seperti Halal Bihalal dan peringatan hari besar nasional atau keagamaan lainnya.

Selain Halal Bihalal Idul Fitri, Persatuan Masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru tiap tahunnya menyelenggarakan pula kegiatan Indonesienne Culinnaire pada bulan Agustus setelah HUT Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Seperangkat gamelan dan spanduk bertuliskan "Association Indonesienne de Nouvelle-Caledonie" (Persatuan Masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru) bukan hanya untuk dimainkan di acara-acara masyarakat Indonesia di teritori Perancis di Samudera Pasifik tersebut, namun juga untuk display guna memungkinkan warga setempat selain warga keturunan Indonesia melihat-lihat dan mempelajari perangkat gamelan itu [Foto: Tjoki Aprianda Siregar]

 

Kegiatan Halal Bihalal yang diadakan oleh Persatuan Masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru berlangsung meriah, dengan kehadiran sekitar 500 orang warga Indonesia dan keturunan Indonesia serta sahabat-sahabat dekat warga Kaledonia Baru keturunan Perancis dan suku pribumi Kanak.

Dalam kegiatan tersebut, selain diisi dengan rangkaian acara seremonial sambutan-sambutan dari Ketua Persatuan Masyarakat Indonesia, perwakilan Konsulat Jenderal Indonesia dan Persatuan Umat Islam Masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru.

Kegiatan diisi pula dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an, penampilan qasidahan dengan membaca sholawat Nabi, dan nasyid berbahasa Jawa diiringi dengan alat music rebana.

Sekitar lebih dari 10 asosiasi masyarakat Indonesia yang tergabung dalam Persatuan Masyarakat Indonesia di Kaledonia Baru menyumbangkan makanan tradisional Indonesia, baik dalam bentuk makanan utama maupun makanan kecil, dan minuman untuk disajikan dan disantap bersama oleh mereka yang ber-Halal Bihalal.

Semangat persaudaraan dan kebersamaan sangat terasa di kegiatan tersebut, mungkin karena ber-Lebaran jauh dari kampung halaman atau tanah asal.  

 

KOMENTAR