Sulit Dapatkan Vinicius Jr, Al Nassr Incar Bintang Liga Primer Inggris Untuk Jadi Rekan Baru Cristiano Ronaldo

Jakarta, inakoran

Laporan Saudi Ben Jacobs dari talkSPORT menyebut, Liga Pro Saudi sedang berusaha mengajukan tawaran monumental untuk Vinicius Jr dari Real Madrid, menurut koresponden talkSPORT Saudi Ben Jacobs.

Klub yang melakukan pendekatan adalah Al-Ahli, yang berarti Al-Nassr asuhan Cristiano Ronaldo harus mencari bala bantuan di tempat lain. Jacobs menambahkan bahwa Diaz adalah alternatif yang paling mungkin, setelah muncul sebagai salah satu pemain sayap terbaik Eropa sejak pindah ke Liverpool.

Pemain Kolombia itu telah mencetak 15 gol dan lima assist musim ini bagi The Reds yang memimpin Liga Primer, total terbaik sepanjang kariernya di semua kompetisi.

Awalnya ditandatangani dari Porto pada Januari 2022 seharga £37,5 juta, Diaz menandatangani kontrak lima tahun yang berakhir dalam dua musim.

Namun seperti halnya sepak bola modern, masa depan pemain sering kali diputuskan sebelum memasuki tahun terakhir kontraknya untuk menghindari mereka memulai negosiasi dengan tim lain dan berpotensi pergi secara cuma-cuma.

Hal itu mungkin membuat bos Arne Slot berhadapan dengan tawaran yang tak tertahankan dari SPL yang menghabiskan banyak uang untuk bintang Kolombia mereka.

Al Nassr telah mengambil langkah serupa, dengan merekrut rekan senegara Diaz, Jhon Duran, dari Aston Villa pada bulan Januari dengan harga sebesar £64 juta.

Pihak Saudi masih menyimpan minat lama pada Vinicius Jr [ist]

Dan keputusan itu mungkin ada di tangan Diaz, mengingat angka-angka seperti itu sama sekali tidak menjadi perhatian liga Saudi, sebagaimana dibuktikan oleh kepindahan Vinicius.

Al Ahli siap mengeluarkan dana sebesar €350 juta [£303 juta] untuk pemain asal Brasil tersebut, yang mana akan memecahkan rekor transfer sepanjang masa sejauh ini.

Paris Saint-Germain yang didukung Qatar merekrut Neymar dari Barcelona pada tahun 2017 seharga £200 juta, sebuah rekor yang masih bertahan hingga saat ini.

Namun rekan senegaranya itu dianggap bisa dicapai mengingat keadaan di Madrid tidak berjalan baik musim ini.

Vinicius adalah salah satu pemain terbaik di dunia selama musim 2023/24, mencetak gol dalam kemenangan final Liga Champions atas Borussia Dortmund dan menambah gelar LaLiga.

Namun, itu tidak cukup baginya untuk menjadi pemenang Ballon d'Or Brasil pertama sejak Kaka pada tahun 2007, dan Madrid kemudian memboikot upacara yang dimenakgan oleh Rodri dari Manchester City.

Sejak saat itu, segala sesuatunya menjadi rumit baginya dengan Kylian Mbappe yang direkrut di posisi sayap kiri yang sama dan keduanya saling menginjak kaki satu sama lain.

Pada tanggal 3 Januari ia menerima kartu merah langsung pertamanya untuk Real karena mendorong kiper Valencia Stole Dimitrievski dan harus ditahan oleh wasit Cesar Soto Grade oleh rekan satu timnya.

Lima hari kemudian Carlo Ancelotti meninggalkan konferensi pers karena banyaknya pertanyaan mengenai sikap pemain berusia 24 tahun itu.

Semenjak itu, baik media maupun penggemar menunjukkan tanda-tanda mulai menentangnya, dengan Bernabeu mencemooh penalti keduanya yang gagal musim ini dalam pertandingan kandang melawan Valencia di awal April.

Rekor transfer Neymar bakal dikalahkan oleh rekan setimnya di Brazil [ist]

Sebelum itu, media yang berkantor pusat di Madrid, MARCA, menulis editorial yang mengkritik pemain tersebut atas bentuk dan sikapnya.

“Vinicius telah menjadi masalah bagi Real Madrid,” tulis editor Raul Varela.

"Saya tidak tahu apakah Ballon d'Or yang tidak diraihnya, FIFA Best yang diraihnya, hidup berdampingan di semua level dengan Kylian Mbappe atau panggilan dari Arab Saudi yang tidak ingin ia jawab, tetapi rombongannya berbicara untuknya. Faktanya adalah Vinicius ini berbeda.

“Tidak ada yang melihatnya sebagai pemain pengganti, tetapi tidak ada pula yang melihatnya sebagai pemain inti yang tidak tergantikan, mengingat penampilannya yang sekarang jauh di bawah Kylian, Rodrygo dan bahkan saya katakan Brahim [Diaz].

“Anda tidak lagi melewati kerucut, wasit tidak lagi takut memberi Anda kartu, pelatih Anda lelah melakukan begitu banyak terapi dan bahkan rekan setim Anda menuding Anda atas kesalahan yang tidak diperbaiki.”