Terkait Polemik Bipang Ini Komentar Nasir Djamil

Ichsan

Sunday, 09-05-2021 | 15:54 pm

MDN
Nasir Djamil (Foto : Acehtrend.com/Ist)

 

Jakarta, INAKORAN

 

Pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memesan makanan khas daerah untuk melepas rindu mudik Lebaran 2021 menuai heboh di media sosial. Ini disebabkan pernyataan kepala negara yang mengaitkan Bipang dalam hari raya Idul Fitri tersebut.
 

Selanjutnya, Timbul polemik, Perbedaan sikap Pemerintah terhadap kedatangan puluhan Warga Negara Asing (WNA) asal China ke wilayah Indonesia disaat pandemi virus corona baru (Covid-19) menuai kritik.

Pasalnya, Pemerintah justru melarang masyarakat untuk mudik lebaran 2021 sementara WN China diperbolehkan masuk ke Indonesia.

 Para pembantu Presiden Joko Widodo seharusnya bisa mengantisipasi agar promosi soal bipang alias babi panggang tidak ikut masuk dalam materi pidato. Terlebih, pidato disampaikan di saat umat Islam sedang menjalani ibadah puasa Ramadhan dan bersiap merayakan Idul Fitri.

“Yang patut kita sayangkan itu adalah kenapa para pembantunya tidak mengantisipasi, tidak sensitif. Ini soal sensitivitas ini sebenarnya, jadi itu yang tidak dipahami orang yang ada di dekat Presiden Jokowi," ucap politisi PKS Nasir Djamil seperti diberitakan media online pada Minggu (9/5).

Sebagai presiden, seharusnya presiden memang terima beres pekerjaan anak buahnya, lalu disampaikan ke publik dan tidak perlu ada koreksi kembali. Namun adanya kelalaian tersebut membuat presiden kebablasan dalam menyampaikan pernyataan, hingga menyulut emosi masyarakat.

"Bagaimana umat Islam tidak berteriak. Jadi, umat Islam itu berteriak tidak bisa disalahkan karena mereka itu tercederai bahwa ini adalah perayaan bulan suci Ramadhan disampaikannya, dan sedang menyambut Idul Fitri lagi kembali pada fitrah, kembali kepada kesucian," tegas anggota Komisi II DPR RI itu.

Atas dasar tersebut, Nasir Djamil menyarankan agar Presiden Jokowi segera melakukan evaluasi orang dekatnya yang telah menjerumuskan ke arah sesat. Tujuannya, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.

“Segera evaluasi orang-orang yang di sekitar presiden, bukan kemudian ramai-ramai membela (presiden) bahwa ini untuk promosi makanan daerah. Ini kan seperti berdiri sebuah kaca yang terang benderang orang tidak akan percaya itu," katanya. (**)

KOMENTAR