Tidak semua siswa memiliki Android dan paket internet untuk pembelajaran daring akibat Covid-19

Hila Bame

Tuesday, 01-09-2020 | 16:54 pm

MDN
Sekolah Daring SDN Cawang 04 Jakarta Timur [Foto Dokumen Vibeka]

 

Tangerang Kota, INAKO

Tidak semua siswa memiliki Android maupun paket internet untuk mengikuti pembelajaran daring akibat Covid-19. Mereka pun terpaksa harus numpang untuk belajar.

BACA JUGA:  Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 9 triliun untuk pulsa internet kepada peserta didik dan pengajar di seluruh Indonesia. selengkapnya klik tautan dibawah ini:

PGRI Ingatkan Menteri Nadiem Soal Jatah Kuota Internet Agar Tepat Sasaran

Misalnya Dn Warga RT 02, RW 01, Kelurahan Pondok Bahar Kota Tangerang, Banten, membutuhkan biaya lebih untuk membeli paket internet agar kedua anaknya yang duduk di bangku SMP dan SMA, bisa belajar dari rumah.

BACA JUGA:  

Merdeka Belajar, Merdeka dari Perangkap Kemiskinan

Setiap minggu, Dn mengaku harus membeli paket data senilai Rp75.000 untuk satu orang anak. Sementara ia seorang ibu rumah tangga dan suaminya hanya seorang tukang Ojek Online yang pendapatannya tidak menentu di tengah pandemi.

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan pendidikan anak, Dn harus pintar-pintar membagi uang hasil ojek dari sang suami.

Kondisi yang sama dirasakan orang tua dan puluhan anak di sekitar wilayah tersebut. Beberapa anak terpaksa menumpang WiFi di rumah Aiptu H. Syarifudin S.M, anggota Polsek Pondok Aren Tangerang Selatan.

"Saya kaget saat pulang kantor, ada puluhan anak duduk di pinggir pagar rumah saya mencari WiFi untuk mengerjakan tugas sekolah," ujar Aiptu H. Syarifudin, Senin (1/9). 

Aiptu H. Syarifudin
 

Karena prihatin, Aiptu H. Syarifudin kemudian berdiskusi dengan sang istri dan tahu benar soal kesulitan anak-anak di sekitar tempat tinggal mereka.

Pasutri ini kemudian bersepakat menyiapkan WiFi gratis bagi anak-anak sekitar tempat tinggal mereka. Mereka memperbolehkan anak-anak usia sekolah memakai WiFi di rumah.

Namun untuk ketertiban dan tidak salah digunakan, maka anak-anak hanya dibatasi menggunakan WiFi antara pukul 08.00 wita hingga pukul 12.00 wita.

"Kami sengaja membatasi jam penggunaan WiFi agar anak-anak memanfaatkan WiFi ini hanya untuk kegiatan belajar," ujar Aiptu H. Syarifudin S. M.

Bagi anak-anak yang tidak memiliki android, Aiptu H Syarifudin dan Istri menyiapkan laptop diruangan serta meminjamkan handphone milik mereka. "Biar anak-anak bisa mengerjakan tugas sekolah dengan baik," tambahnya.

Aiptu H. Syarifudin S. M dan Istri juga mewajibkan anak-anak yang menggunakan WiFi di rumah, untuk memakai masker, mencuci tangan pakai handsanitier, mereka juga membagikan masker bagi anak-anak yang tidak memiliki masker.

Selain fasilitasi untuk cuci tangan, pasutri ini meminjamkan teras rumah, halaman dan ruangan untuk dipakai anak-anak saat belajar secara online.

Kebijakan menyiapkan WiFi gratis disambut gembira para tetangga dan warga di sekitar tempat tinggal Aiptu H. Syarifudin dan Istri. 

"Terima kasih karena kami sudah terbantu, kami tidak perlu lagi memikirkan biaya untuk beli quota internet," ujar S.K (35), salah satu warga sekitar.

SK mengaku, ia sangat terbantu karena anak-anaknya bisa bersekolah secara online dan gratis menggunakan WiFi dirumah Aiptu H. Syarifudin S.M dan Istri.

TAG#SEOKOLAH DARING

164014971

KOMENTAR