Uskup Bogor: Manusia Diciptakan Tuhan Untuk Bekerja

Binsar

Thursday, 02-05-2024 | 13:48 pm

MDN
Uskup Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM [Inakoran]

 

Bogor, Inakoran

 

Uskup Keuskupan Sufragan Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur, OFM mengatakan, Tuhan menciptakan manusia untuk bekerja. Dengan demikian, bekerja merupakan unsur yang kodrati yang melekat dalam diri setiap manusia, sejak ia diciptakan. Karena diciptakan untuk bekerja, maka manusia disebut mahluk yang bekerja (homo faber).

Demikian intisari khotbah Uskup Paskalis, saat menjadi selebran utama pada Misa Konselebrasi, dalam rangka Peringatan Hari Pekerja Sedunia 2024, (May International Worker Day) Keuskupan Bogor, di Katedral Bogor, Rabu (1/5/24).

Peringatan Hari Pekerja Sedunia Keuskupan Bogor tahun ini mengangkat tema ”Gereja Berjalan Bersama Pekerja Menuju Hidup Berkualitas”.

Gereja, kata Uskup Paskalis, selalu berusaha untuk berjalan bersama umat dalam upaya mengembangkan kualitas diri para pekerja, agar mereka mampu bersaing dalam merebut peluang dan menjawab tantangan dunia yang semakin kompleks saat ini.

 

Peserta Acara May Day Keuskupan Bogor, dari Paroki St. Vincentius a Paulo Gunung Putri (dari kiri: Himawan, Binsar, Yosef, Carolina, Sri Mumpuni, Flory, Armin dan Ferdi]

 

“Pekerja yang berkualitas adalah pekerja yang memiliki kompetensi tertentu yang menjadi modal dalam melaksanakan suatu pekerjaan,” tegasnya.

Menurut dia, selain kompetensi, sebagai umat katolik, kualitas seorang pekerja juga ditakar dari kemampuan memberi nilai rohani atau spiritual dalam setiap pekerjaan yang kita jalankan.

“Selain memiliki kompetensi, setiap orang katolik harus mampu memberi nilai rohani atau spiritual dalam setiap pekerjaan yang dia jalankan. Artinya, selain mendapatkan penghasilan, melalui pekerjaan yang kita jalankan dengan bekerja, kita sesungguhnya sedang mengambil bagian dalam karya penciptaan Allah,” tandas Uskup yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) itu.

Uskup Paskalis menjelaskan, Allah bekerja selama enam hari untuk menciptakan dunia, kemudian Ia beristirahat untuk mengevaluasi apa yang telah Dia ciptakan pada hari ketujuh. Kita diminta untuk mengambil bagian dalam karya Allah melalui pekerjaan kita. Dengan cara itu, kita memberi arti spiritual atas pekerjaan yang kita kerjakan.

“Kita diminta untuk melanjutkan karya penciptaan Allah melalui pekerjaan yang kita jalankan di perusahaan di mana kita bekerja, untuk kesejahteraan kita sendiri dan masyarakat,” katanya.

 

Peserta Acara May Day dari Dekanat Timur [Inakoran]

 

Misa itu dihadiri lebih dari 500-an umat yang merupakan utusan dari sejumlah paroki yang tersebar di beberapa dekanat di Keuskupan Bogor.

Senada dengan Uskup Paskalis, Koordinator Biro Perburuhan Keuskupan Bogor, RD Bertholomeus Wahyu Kurniadi, dalam sesi Spiritualitas Pekerja, mengatakan bahwa Roh Kudus senantiasa menyertai perjalanan hidup manusia untuk memperbarui karya dan diri manusia. Karena itu, manusia dituntut untuk peka akan kehadiran Roh Kudus, dalam setiap pekerjaan yang dijalankan. Kepekaan itu, kata Romo Bertho, akan membantu manusia untuk menyadari bahwa pekerjaan itu tidak sekedar mendapatkan uang, tetapi juga sebagai bentuk partisipasi kita dalam karya penciptaan Allah.

 

 

Sementara itu, Hardiatmoko, dalam sesi “Bagaimana Membangun Potensi Diri” menjelaskan kiat-kiat menjadi pekerja sukses. Menurut dia, orang yang ingin sukses paling tidak harus memiliki beberapa hal, antara lain kompetensi diri, semangat yang tinggi dan impian atau tujuan yang jelas.

Acara dimeriahkan dengan alunan suara sejumlah penyanyi yang tampil spontanitas di atas panggung.

Dalam pesan penutup, Uskup Paskalis berharap, Komisi PSE di setiap paroki membuat rencana aksi yang konkrit untuk pemberdayaan ekonomi umat sesuai situasi umat di paroki masing-masing. Ia berharap, dalam tiga tahun ke depan telah tercipta banyak pelaku UMKM di setiap paroki di Keuskupan Sufragan Bogor.

KOMENTAR