Wanita Kaya Nikah Pria Miskin, Nasibnya Jadi Begini!

Sifi Masdi

Wednesday, 07-09-2022 | 16:27 pm

MDN
Wanita kaya ini berubah nasib menjadi pemulung [ist]

 

 

Jakarta, Inako

Cinta itu misteri lantaran bisa melakukan sesuatu meski harus melanggar perintah orangtua sekalipun.

Hal ini dialami oleh seorang wanita kaya asal Vietnam. Wanita yang diketahui bernama Tam jatuh cinta dengan seorang pria miskin di Vietnam. Mereka tetap nekat menikah, meski tanpa restu orangtua.

Laporan yang dilansir  eva.vn menyebutkan, Tam awalnya berasal dari keluarga kaya. Sebelumnya ia pernah menikah dengan seorang pria dan dikaruniai anak laki-laki. Namun pernikahannya itu berujung perceraian setelah menikah 9 tahun.

 

 

Usai bercerai, orangtua Tam ingin membantu merawat Tam dan anaknya agar hidupnya bisa lebih bahagia. Namun Tam jatuh cinta dengan seorang pria miskin asal Soc Trang, Vietnam.

Keluarga Tam melarang keras pernikahan tersebut karena tidak ingin anaknya menderita dan kembali gagal dalam rumah tangganya kelak. Ibu Tam sempat memberikan pilihan kepada sang anak, apakah ia meninggalkan pria tersebut bersama dengan 4 orang anaknya, atau ia kembali ke rumah  untuk menikmati hidup mewah atau bebas pergi kemanapun yang diinginkan.

Sayangnya, wanita 28 tahun ini tetap nekat memilih  bersama kekasihnya dan 4 orang anaknya. Karena Tam tak ingin meninggalkan anak-anaknya, Tam membujuk sang ibu untuk memberikan restu kepada hubungannya. Namun sang ibu dengan tegas menolak, bahkan tak mau lagi menerima Tam.

 

 


Tam pun pergi bersama anak dan suami barunya. Awalnya mereka menyewa sebuah rumah di dekat kawasan industri untuk berteduh. Lalu pindah ke sebuah kamar motel yang luasnya hanya beberapa meter persegi seharga 800.000 VND per bulan atau sekitar Rp 507 ribu.

Tam dan keluarganya pun kini hidup menyedihkan dengan bekerja sebagai pemulung. Setiap kali memulung sampah, Tam diikuti oleh 3 orang anaknya. Ketiga anaknya itu berjalan dengan bertelanjang kaki.


Ketika memulung, Tam seringkali melihat keluarganya. Suatu hari dirinya pernah berpapasan dengan saudara perempuan dan pamannya, namun mereka malu dan tak mengakui Tam sebagai saudaranya. Orang luar yang melihat kehidupan miris Tam sering merasa kasihan dan memberikan uang atau permen untuk anak-anaknya.

Sambil menangis Tam juga mengatakan jika ibunya tak pernah mengatakan hal-hal bagus, hanya terus mengutuk dirinya. Ia juga menjelaskan bahwa alasannya membawa anak-anak untuk ikut bekerja karena Tam mencintai anaknya dan tak tega meninggalkannya di rumah.

Berbeda dari keluarganya, Tam menyebut jika orangtua suaminya justru sangat menyayangi cucu-cucu mereka, sekalipun orangtua suaminya itu miskin dan tinggal di pedesaan. Walaupun tak akur dengan orangtuanya sendiri, Tam tetap berharap jika suatu saat dirinya bisa kembali pulang.


 

 

KOMENTAR