4 Gangguan Tidur yang Sering Terjadi Pada Anak dan Remaja

Binsar

Wednesday, 10-07-2019 | 14:06 pm

MDN
Ilustrasi [ist]

Inakoran.com

Tidur merupakan waktu bagi tubuh untuk beristirahat. Sayangnya, gangguan tidur sering kali menyerang dan membuat kualitas tidur jadi menurun. Bukan hanya lansia, gangguan tidur juga bisa terjadi pada anak dan remaja. Apa saja gangguan tidur yang paling sering terjadi pada mereka? Simak ulasannya berikut ini.

Memasuki usia sekolah dan remaja, waktu untuk tidur anak menjadi berkurang. Tak jarang, waktu tidur di siang hari harus dikorbankan karena banyaknya kegiatan.

Mengikuti les atau berbagai kegiatan di sekolah menjadi beberapa alasannya. Belum lagi, kebiasaan main gadget sebelum tidur juga sering membuat mereka lupa waktu hingga tidur larut malam.

Tak hanya faktor dari luar, beberapa gangguan tidur dari dalam diri juga bisa menyebabkan waktu tidur berkurang. Menurut laporan Cleveland Clinic, hampir 30% gangguan tidur terjadi pada anak dan remaja.

Jika kondisi ini terus terjadi, kualitas tidur akan memburuk. Akibatnya, mereka tidak dapat berkonsentrasi penuh di kelas, kelelahan, dan mengalami masalah emosional, seperti depresi di kemudian hari.

Berikut adalah deretan gangguan tidur yang sering kali mengintai anak dan remaja.

1. Mimpi buruk dan sleep walking

Semua orang pasti pernah mengalami mimpi buruk. Ini sebenarnya normal. Akan tetapi, jika sering terjadi, tidur bisa terganggu karena mimpi dapat membangunkan anak di tengah malam.

Mimpi buruk yang sering terjadi biasanya dipicu oleh masalah emosional, seperti stres dan kecemasan. Kurang tidur juga bisa menyebabkan mimpi buruk.

Selain itu, anak-anak juga sering kali mengalami sleep walking alias tidur sambil berjalan. Meskipun umumnya bukan masalah yang serius, gangguan tidur pada anak ini bisa menandakan bahwa anak merasa stres.\

2. Insomnia

 

Insomnia merupakan penyebab umum dari kualitas tidur yang buruk. Kondisi ini menyebabkan seseorang susah untuk memulai tidur, sulit tidur kembali ketika terbangun, atau bangun lebih awal dari waktu seharusnya.

Gangguan tidur pada anak ini terjadi karena banyak hal, di antaranya karena sakita, mengalami masalah emosional dan lingkungan yang tidak nyaman

Ketika anak sedang sakit, seperti pilek, flu, atau batuk, gejalanya akan memburuk ketika malam. Selain itu, refluks asam lambung dan GERD juga bisa menyebabkan insomnia karena posisi berbaring memungkinkan asam lambung naik ke kerongkongan.

Anak dan remaja yang memiliki masalah dalam keluarga, seperti perceraian orangtua atau kekerasan dalam rumah tangga lebih rentan mengalami insomnia.

Tidur membutuhkan kenyaman, jika tidak, Anda bisa saja sulit tidur hingga insomnia. Kamar yang terlalu panas, dingin, terang, atau berisik bisa menjadi salah satu penyebabnya.

3. Sleep apnea

Sleep apnea bisa terjadi pada anak yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas. Kondisi ini menyebabkan anak berhenti bernapas sejenak saat tidur.

Penyebabnya adalah pembesaran amandel atau kelenjar gondok (jaringan yang menghubungkan hidung dengan tenggorokan).

Gangguan tidur pada anak dan remaja ini membuat mereka sering mendengkur, berkeringat, dan bangun dengan kondisi kaget. Mereka juga akan lebih mudah mengantuk di siang hari karena kurang tidur.

4. PLMD atau RLS

PLMD (Periodic limb movement disorder) disebut juga dengan gangguan gerakan tungkai periodik. Gangguan tidur pada anak dan remaja ini membuat mereka melakukan gerakan berupa sentakan yang tidak disengaja.

Kondisi ini membuat mereka lelah dan mudah terbangun saat tidur.

Selain PLMD, ada pula RLS (Restless Leg Syndrome) yang menimbulkan sensasi kesemutan, kram, gatal, atau panas pada kaki.

Untuk menghilangkan sensasi tersebut, anak dengan kondisi ini akan menggerakkan kaki atau tangannya. Kondisi tersebut tentu mengganggu tidur karena membuat seseorang tidak nyaman.

Gangguan tidur ini pasti pernah terjadi pada buah hati Anda. Terutama, mimpi buruk, tidur sambil berjalan, dan insomnia. Jika sesekali terjadi dan tidak diikuti gejala lain yang mengkhawatirkan, ini mungkin tidak menjadi masalah.

Sebaliknya, jika gangguan tidur pada anak dan remaja sering terjadi, disertai gejala lain, lakukan konsultasi pada dokter, psikolog, atau ahli tidur anak.

Jangan menunda-nunda perawatan, untuk mencegah keparahan kondisi yang memperburuk kesehatan dan kualitas hidup anak.

KOMENTAR