7 Faktor Berikut Dinilai Sebagai Pemicu Maag

Binsar

Wednesday, 31-07-2019 | 18:03 pm

MDN
Ilustrasi Maag [ist]

Inakoran.com –

Maag atau gastritis adalah peradangan yang terjadi di lapisan dalam perut. Kondisi ini muncul jika dinding lambung yang dilapisi lendir mengalami kerusakan oleh cairan pencernaan.

Sejumlah penyakit dan kondisi mungkin juga meningkatkan risiko penyakit maag, termasuk penyakit Crohn dan sarkoidosis, kondisi di mana kumpulan sel-sel inflamasi tumbuh di dalam tubuh.

Maag dipicu oleh sejumlah faktor. Brikut ini faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko maag:

1. Infeksi bakteri

Meskipun infeksi Helicobacter pylori adalah infeksi manusia yang paling sering dialami, namun hanya beberapa orang penderita infeksi yang mengalami gastritis atau gangguan pencernaan bagian atas lainnya. Dokter meyakini penyakit ini rentan oleh bakteri yang dapat diturunkan atau disebabkan oleh gaya hidup, seperti pola makan dan merokok.

2. Usia yang lebih tua

Orang dewasa yang lebih tua berisiko mengalami maag karena lapisan lambung cenderung mengalami penipisan seiring bertambahnya usia dan lebih mungkin mengalami infeksi H. pylori atau gangguan autoimun.

3. Stres

Kondidi psikologis juga berisiko mengalami maag akut, seperti halnya stres akibat menjalani operasi, mengalami luka bakar, cedera, atau infeksi parah.

4. Terlalu banyak minum alkohol

Minum alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan dalam perut dan lebih rentan mengeluarkan cairan pencernaan. Sementara minum alkohol berlebihan cenderung akan menyebabkan maag akut.

5. Sering menggunakan pereda nyeri

Obat penghilang rasa sakit yang biasa dikonsumsi di antaranya, aspirin, ibuprofen dan naproxen, yang dapat menyebabkan maag akut dan maag kronis. Jika sering menggunakan pereda rasa sakit atau terlalu banyak, dapat mengurangi zat utama yang membantu menjaga lapisan pelindung perut.

6. Sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel di perut

Ini disebut penyakit maag autoimun, yang terjadi saat tubuh menyerang sel-sel pembentuk lapisan perut. Sementara reaksi tersebut bisa hilang pada pelindung perut. Maag autoimun lebih sering terjadi pada orang penderita kelainan autoimun, termasuk penyakit Hashimoto dan diabetes tipe 1. Maag autoimun juga berhubungan dengan defisiensi vitamin B-12.

7. Penyakit dan kondisi lainnya

Sakit Maag dapat dikaitkan dengan kondisi medis lainnya, seperti penyakit HIV/AIDS, infeksi parasit, dan penyakit Crohn.

Secara umum, gejala maag muncul berupa nyeri di area perut kiri atas sewaktu-waktu dan sering kambuh atau timbul saat lapar dan hilang setelah makan atau pemberian obat antasida, mual, kembung dan muntah-muntah. Apabila peradangan lambung yang terjadi cukup luas dan dalam dapat timbul gejala muntah darah atau bahkan buang air besar yang disertai darah yang berwarna kehitaman.

Gejala maag umum lainnya termasuk kembung dan mual. Dalam kasus gastritis yang melibatkan muntah, penampilan muntah bisa jernih, kuning, atau hijau. Ciri-ciri maag berat termasuk sesak napas, nyeri dada, sakit perut parah, dan buang air besar yang berbau busuk.

KOMENTAR